Bisnis.com, JAKARTA - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memprediksi Presidensi G20 yang dipegang Indonesia selama setahun ke depan bakal berdampak positif terhadap sentimen di pasar modal.
Chief Economist & Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan mengatakan Presidensi G20 Indonesia yang terdiri dari berbagai rangkaian event bakal mampu menambah konsumsi sebesar Rp17 triliun.
“Artinya ada tambahan ke Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menjadi Rp8,7 triliun, ini sudah diperhitungkan oleh Menko Perekonomian,” kata Katarina, Selasa (9/12/2021).
Selain itu, dengan posisi Indonesia sebagai ketua sidang G20 pada 2022 nanti juga membuat Indonesia dapat menentukan agenda yang akan dibahas dalam rapat. Tentunya Indonesia bakal menyesuaikan agenda tersebut dengan kepentingan domestik seperti isu pengurangan polusi karbon hingga penyediaan vaksin Covid-19.
Walaupun dampak Presidensi G20 Indonesia terhadap perekonomian belum dapat dihitung langsung, Katarina menyebut sentimennya sangat positif di pasar modal.
“Dampaknya ke pasar saham dan obligasi, tentunya bisa memberikan poin positif,” ujar Katarina.
Baca Juga
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh level 7.600 pada 2022.
Kenaikan IHSG juga tak lepas dari aliran modal asing (foreign capital inflow) yang deras masuk ke pasar saham sejak Oktober 2021. Adapun, aksi beli bersih atau net buy dari investor asing terjadi melihat penambahan kasus positif Covid-19 yang rendah di Indonesia dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Indonesia akan memegang Presidensi G20 selama setahun ke depan. Mulai Selasa (7/12/2021), penyelenggaran Presidensi G20 dimulai dengan jalur pembahasan Sherpa Track.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam media Briefing Sherpa Meeting menyampaikan bahwa penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19, sehingga diharapkan pertemuan ini dapat menemukan solusi yang lebih konkret untuk bisa keluar dari pandemi Covid-19.
Saat ini pun, kata Airlangga, dunia tengah dihadapkan pada ancaman varian baru Covid-19, yaitu Omicron.
“Varian Omicron ini menunjukkan adanya ketimpangan vaksin antara negara maju dan negara berkembang. Omicron muncul dari Afrika Selatan yang tingkat vaksinasinya baru 24 persen,” kata Airlangga
Dia menambahkan, Presidensi G20 akan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di tingkat global dalam menjawab tantangan yang ada. Pemerintah memandang, pemulihan ekonomi harus diselenggarakan secara inklusif, berdaya tahan, dan berkesinambungan.