Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja indeks saham syariah Jakarta Islamic Indeks (JII) sepanjang tahun ini telah tercatat melemah. Namun dalam beberapa bulan belakang, kinerjanya terpantau menghijau sehingga dapat meneruskan tren positif.
Selain itu, terkait dengan prospek kinerja indeks JII, analis memperkirakan adanya perbaikan indeks JII baik di bulan terakhir tahun ini maupun di tahun mendatang.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang tahun berjalan hingga Rabu (8/12/2021), indeks JII telah melemah sebanyak 10,42 persen year to date (ytd). Jika diperhatikan indeks JII sepanjang tahun ini berada di urutan kedua dengan kinerja terburuk setelah indeks sektor properti dan real estate yang turun 15,23 ytd.
Namun demikian, pada perdagangan kemarin, indeks JII terpantau mengalami penguatan 0,05 persen atau 0,31 poin ke level 564,73. Kinerja positif tersebut juga tercatat pada bulan Oktober 2021 dengan naik 2,79 persen. Dalam tiga bulan terakhir semenjak Oktober, kinerja indeks JII terpantau telah naik 6,60 persen.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M.M. menyampaikan, terkait dengan pelemahan indeks JII sepanjang tahun ini dikarenakan beberapa emiten yang didalamnya mendapatkan sentimen negatif.
Sentimen negatif tersebut diantaranya terkait dengan pemberlakuan pembobotan baru oleh BEI yang kemudian memberikan tekanan pada saham UNVR dan TPIA. Selain itu, dia menyampaikan adanya emiten yang membukukan penurunan kinerja di kuartal III/2021, seperti JPFA.
Baca Juga
“Namun secara umum efek perlambatan ekonomi pasca Covid-19 menjadi alasan utama penurunan tersebut,” ujar Roger kepada Bisnis, Kamis (9/12/2021).
Kendati sentimen negatif seputar tapering oleh The Fed di Amerika Serikat dan carian baru Covid-19 omicron, Roger mengaku tetap optimis untuk kinerja indeks JII di akhir tahun maupun di awal tahun 2022.
Hal tersebut jelasnya berkaitan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi di tahun mendatang, 2022, yang akan lebih baik dibandingkan dengan saat ini.
Lebih lanjut, Roger mengatakan bahwa kemungkinan, ke depan para pelaku pasar termasuk investor masih akan menghadapi tantangan kenaikan suku bunga di beberapa negara.
Berdasarkan sentimen dan proyeksi di atas, Roger pun merekomendasikan saham ITMG, TLKM dan MNCN sebagai saham yang menarik yang berada dalam indeks JII untuk dikoleksi investor saat ini.
“Pergerakan indeks JII mulai memasuki fase bullish consolidation setelah berhasil rebound dari batas bawah pada pola segitiga simetris. Estimasi rentang harga 558 hingga 583,” papar Roger.
Sementara itu, analis Panin Sekuritas William Hartanto menyampaikan bahwa pergerakan indeks kadang tergantung pada bobot saham. Jika bobotnya besar terhadap indeks tersebut, walaupun banyak emiten yang mengalami peningkatan, maka tetap saja indeks akan terlihat menurun apabila saham yang berbobot besar ini melemah.
“Ada [sentimen] window dressing harusnya ada perbaikan, walaupun saya tidak tahu apakah kondisi akan berbalik jadi penguatan atau tidak,” ujar William saat dihubungi Bisnis, Kamis (9/12/2021).
William pun mengungkapkan bahwa terkait dengan pergerakan indeks JII, alih-alih memperhatikan pergerakan indeks, dia menyarankan investor untuk memperhatikan laporan keuangan emiten yang terdapat dalam indeks tersebut.
Oleh sebab itu, William merekomendasikan beberapa saham yang ada di dalam indeks JII yang menarik untuk dikoleksi investor. Saham tersebut adalah ADRO, ANTM, INCO, MIKA, TLKM dan SMGR.
Di akhir tahun, William memperkirakan indeks JII akan bergerak di rentang 580 - 594.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.