Bisnis.com, JAKARTA - Emiten barang konsumen PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) mempererat kemitraan bersama UKM. Hal ini dilakukan dalam rangka mempertahankan kinerja di masa pandemi.
Direktur Indofood, Franciscus Welirang mengatakan perseroan tetap melaksanakan strategi yang disusun baik secara internal maupun eksternal.
Untuk internal, Franciscus menyebut penerapan protokol kesehatan menjadi yang paling utama. Selain itu, emiten dengan kode saham INDF ini juga terus memperbaiki teknologi yang digunakan sesuai dengan perkembangan industri 4.0.
“Untuk keluar, hubungan dengan pelanggan dipererat karena pelanggan kami bagian terbesarnya melalui pasar yaitu UKM,” kata Franciscus, Senin (29/11/2021).
Sejauh ini, setidaknya sudah ada hampir 31.000 UKM yang bermitra dengan Indofood melalui Bogasari Mitra Card (BMC). Adapun, di dalam kartu BMC itu terdapat manfaat seperti pemberian asuransi kesehatan, asuransi kebakaran, maupun insentif lainnya.
Franciscus melanjutkan bahwa perseroan selalu memberikan motivasi agar para UKM berkreasi khususnya di bidang terigu. Dia mengatakan tepung terigu merupakan bagian tengah (intermediate) yang dapat memanfaatkan produk-produk lokal lainnya seperti buah-buahan maupun bumbu masakan.
Baca Juga
Dengan mendorong mitra UKM tumbuh, Franciscus meyakini hal itu akan berimbas pada pertumbuhan INDF sendiri.
“Konsep dasar kami yaitu terus tumbuh bersama dengan seluruh pelanggan kami. Kami akan terus aktif mendorong mereka tumbuh karena kami juga tumbuh bersama mereka,” tutur Franciscus.
Hari ini, Senin (29/11/2021), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Grup Bogasari merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 tahun. Produsen tepung terigu terintegrasi pertama dan terbesar di Indonesia itu mengatakan Virtual Bogasari Expo (Bogex) dengan tema ‘Unleash The Bikiners’.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, emiten dengan kode saham INDF membukukan penjualan neto senilai Rp47,29 triliun atau naik 20,07 persen dari posisi sebelumnya Rp39,38 triliun.
Selanjutnya laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 20,77 persen menjadi Rp3,43 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp2,84 triliun.