Bisnis.com, JAKARTA – Reksa dana adalah produk investasi yang ramah untuk investor pemula. Meski begitu, bukan berarti produk investasi yang satu ini tidak memiliki risiko.
Pada dasarnya, reksa dana menghadirkan kemudahan bagi masyarakat yang ingin berinvestasi dengan dana, waktu, dan pengetahuan investasi yang masih terbatas. Namun perlu diingat bahwa setiap investasi memiliki risiko masing-masing.
Untuk itu, investor perlu mempelajari peluang risiko yang ada. Merangkum dari laman Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, Selasa (23/11/2021), berikut lima peluang risiko berinvestasi di reksa dana:
1. Risiko Umum Pasar Modal
Perlu diingat, setiap pembelian reksa dana baik pasar uang, obligasi dan saham bergerak dengan mengikuti kondisi pasar. Hal ini memungkinan reksa dana rentan mengalami perubahan sesuai dengan kondisi pasar sesuai dengan sentimen-sentimen yang ada.
2. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan
Kondisi pasar dapat memengaruhi harga efek sehingga dapat menentukan pergerakan nilai unit reksa dana investor. Dengan demikian, nilai reksa dana per unit juga dapat turun dan mengalami fluktuasi.
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas ini berkaitan dengan seberapa mudah reksa dana dapat dijual atau mendekati nilai wajar yang diperdagangkan tergantung pada volume transaksi di pasar modal. Investor yang memiliki investasi di reksa dana tertutup tidak dapat dengan mudah menjual investasinya kapan saja.
Baca Juga
4. Mismanajemen pengelolaan
Faktor lain penyebab berkurangnya nilai unit penyertaan datang dari manajer investasi yang mengelola dana. Jika manajer investasi kurang atau yang lebih parah tidak berhasil mengelola portofolio efeknya, maka nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit reksa dana akan turun.
5. Risiko Manajer Investasi
Kinerja reksa dana tergantung dengan pengalaman, pengetahuan, keahlian dan teknik, proses investasi yang diterapkan oleh manajer investasi. Jika investor kurang cermat dalam memilih manajer investasi akan berdampak buruk pada kinerja reksa dan merugikan diri sendiri.