Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan minat investor menjadi salah satu faktor utama dalam perkembangan pasar sukuk Indonesia sepanjang tahun 2021.
Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Ariawan menyebutkan, tren pasar sukuk semakin membaik dalam beberapa tahun terakhir. hal ini tercermin dari peningkatan total outstanding Sukuk Negara maupun sukuk korporasi.
Menurutnya, perkembangan pasar sukuk Indonesia salah satunya ditopang oleh permintaan investor yang cukup besar. Hal tersebut terbukti dari jumlah penawaran pada beberapa edisi lelang Sukuk Negara di tahun ini.
“Hal serupa juga terjadi terhadap instrumen sukuk korporasi. Penerbitan sukuk korporasi pada tahun ini cukup baik yang dibarengi dengan kebutuhan investor terhadap instrumen yang aman dan memiliki return optimal,” jelasnya saat dihubungi pada Selasa (16/11/2021).
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, nilai akumulasi penerbitan sukuk korporasi hingga September 2021 adalah sebesar Rp65,41 triliun. Sementara, nilai outstanding sukuk korporasi pada periode yang sama senilai Rp37,16 triliun.
Ia menjelaskan, faktor utama yang menopang tingginya permintaan investor terhadap sukuk adalah masih relatif terbatasnya instrumen investasi syariah. Keterbatasan ini membuat instrumen sukuk dapat menjadi pilihan yang menarik bagi investor.
Baca Juga
Selain itu, kondisi pasar domestik sejauh ini juga terbilang kondusif setelah sempat tertekan selama beberapa waktu lalu. Likuiditas investor yang masih cukup tinggi juga turut mendorong tingginya minat dan serapan investor terhadap instrumen sukuk.
“Likuiditas yang besar ini terutama berasal dari sektor perbankan seiring dengan fungsi penyaluran kreditnya yang belum berjalan optimal,” imbuhnya.
Ariawan memprediksi minat investor terhadap sukuk Indonesia akan terus berkembang pada tahun depan. Hal ini salah satunya didukung oleh prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin positif.
Ia melanjutkan, outlook positif tersebut akan berdampak pada likuiditas investor yang masih akan tinggi. Dengan demikian, investor akan membutuhkan instrumen-instrumen seperti sukuk untuk menaruh dananya.
“Yang masih perlu diwaspadai mungkin berasal dari sisi eksternal, terutama ditengah masih tingginya volatilitas pasar global,” pungkasnya.