Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Sukuk Global Diproyeksi Sentuh US$180 Miliar hingga Akhir 2021

Refinitiv mencatat bahwa penerbitan sukuk global mencapai US$147 miliar dalam sembilan bulan pertama 2021 dan diprediksi menyentuh US$180 miliar pada akhir tahun ini.
Ilustrasi sukuk/Istimewa
Ilustrasi sukuk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Refinitiv, salah satu penyedia data dan infrastruktur pasar keuangan di dunia, memperkirakan bahwa tren pasar sukuk berada di jalur ekspansi hingga akhir tahun ini.

Refinitiv mencatat bahwa penerbitan sukuk global mencapai US$147 miliar dalam sembilan bulan pertama 2021 dan diprediksi menyentuh US$180 miliar pada akhir tahun ini.

“Industri ini diperkirakan tumbuh 10,8 persen selama lima tahun ke depan, mencapai outstanding sukuk US$1,17 triliun,” tulis paparan Refinitiv, Senin (15/11/2021).

Pertumbuhan itu akan didorong oleh dua faktor. Pertama, kebutuhan pembiayaan pemerintah yang cukup besar untuk mendanai pemulihan ekonomi dan mempersempit defisit fiskal. Kedua, oleh perusahaan yang ingin menopang posisi keuangan mereka di tengah pandemi Covid-19.

Refinitiv mencatat ada lima negara yang berkontribusi 90 persen terhadap penerbitan sukuk pada kuartal III/2021. Kelima negara itu adalah Malaysia, Arab Saudi, Indonesia, Turki, dan Kuwait.

Meskipun likuiditas relatif di pasar sekunder, laporan Refinitiv menunjukkan sukuk akan membuat langkah untuk menutup kesenjangan antara penawaran dan permintaan.

Laporan tersebut merinci bagaimana kesenjangan antara penawaran dan permintaan diperkirakan akan menyempit dari US$178 miliar pada 2021 menjadi US$120 miliar pada 2026 karena penerbitan terus berkembang, terutama di pasar tradisional.

Sementara itu, sektor environmental, social, and corporate governance (ESG) telah menjadi tren utama di pasar sukuk. Penerbitan sukuk LST kumulatif berjumlah U$15 miliar pada kuartal III/2021.

Laporan tersebut juga menanyakan kepada emiten korporasi tentang rintangan utama yang mencegah pertumbuhan penerbitan yang lebih kuat. Sebagian besar berbicara tentang biaya penerbitan yang tinggi menjadi penghalang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper