Bisnis.com, JAKARTA — Negara-negara anggota OPEC+ tak fokus pada harga minyak mentah yang masih terus bergerak naik.
Menteri Minyak Irak Ihsan Abdul Jabbar mengatakan bahwa saat ini OPEC+ fokus untuk memastikan pasokan tetap stabil dan tidak menargetkan kenaikan hingga harga tertentu.
Aliansi produsen minyak tersebut tetap menargetkan untuk menambah 400.000 sbarel per hari secara bertahap setiap bulannya dan akan meninjau laki produksinya pada kuartal pertama tahun depan.
Komentar Jabbar tersebut dilontarkan di tengah kekhawatiran bahwa organisasi negara-negara pengekspor minyak mentah dan aliansinya (OPEC+) gagal mencapai kenaikan bulanan yang dijanjikan, dengan beberapa negara seperti Angola dan Nigeria berjuang untuk memenuhi target.
Negara-negara konsumen termasuk AS dan India telah meminta aliansi tersebut untuk memompa lebih banyak untuk mendinginkan harga yang telah naik hampir 60 persen sepanjang tahun ini.
"Kebijakan OPEC bukan untuk mengintrol kenaikan atau penurunan harga. Namun, lebih kepada mencapai kestabilan pasokan energi," jelas Jabbar, dilansir Bloomberg, Kamis (11/11/2021).
Baca Juga
Tahun ini, OPEC+ tengah berupaya mengembalikan produksi yamh tertunda akibat pandemi Covid-19 tahu lalu yang menekan permintaan cukup dalam. Namun, aliansi tersebut mengembalikan pasokan secara bertahap dengan alasan bahwa kehati-hatian masih perlu dilakukan karena risiko terhadap konsumsi global tetap ada.
Jabbar menyebutkan, Irak sendiri menargetkan untuk ekspor 3,2 juta barel minyak mentah pada November dari ladang minyak milik pemerintqh pusat. Jumlah tersebut bisa naik menjadi 3,4 juta barel per hari pada kuartal pertama 2022 seiring OPEC+ melonggarkan pembatasan pasokan.
Pada penutupan perdagangan Kamis (11/11/2021), harga minyak mentah di West Texas Intermediate (WTI) tercatat turun 0,07 persen atau 0,06 poin menjadi US$81,2 per barel.