Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten produsen cat PT Avia Avian Tbk. sudah menyiapkan rencana ekspansi setelah melakukan aksi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Adapun, sebagian besar dana IPO jumbo akan digunakan Avia Avian untuk modal kerja dan menyuntik modal ke anak usaha.
Berdasarkan prospektus yang terbit di harian Bisnis Indonesia pada Jumat (12/11/2021), Avia Avian akan melepas sebanyak-banyaknya 6,2 miliar saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp10 atau mewakili 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Harga penawaran berkisar Rp780-Rp930, sehingga produsen cat tembok Avian ini berpotensi mengantongi dana segar sebanyak-banyaknya Rp5,76 triliun.
Avia Avian menjelaskan sebanyak 54,50 persen dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja a.l. pembayaran kepada pemasok, pembelian persediaan, biaya operasional, dan modal kerja lainnya.
Sekitar 18,20 persen akan disuntikkan melalui penambahan modal ke PT Tirtakencana Tatawarna untuk digunakan sebagai modal kerja.
Baca Juga
Sekitar 14 persen akan digunakan Avia Avian untuk belanja modal fasilitas manufaktur ketiga di Cirebon, fasilitas manufaktur eksisting, serta pusat-pusat distribusi. Adapun, rencana ini akan dieksekusi pada 2022 - 2024.
Sekitar 0,20 persen akan digunakan untuk IT infrastruktur, peralatan kantor, dan kendaraan operasional.
Sedangkan 1,5 persen akan digunakan untuk IT infrastruktur, peralatan kantor, dan kendaraan operasional di PT Tirtakencana Tatawarna.
Sisanya sekitar 13,30 persen akan digunakan oleh Avia Avian untuk melunasi pokok utang bank perseroan dan entitas anak.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam aksi IPO ini adalah PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek adalah PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Mei 2021, Avia Avian mencatatkan penjualan neto sebesar Rp2,70 triliun atau naik 32,29 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp2,04 triliun.
Adapun, laba bersih Avian meningkat 101,07 persen menjadi Rp603,46 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp300,12 miliar.