Bisnis.com, JAKARTA - Emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) membukukan penjualan semen sebesar 1,6 juta ton per September 2021.
Volume tersebut naik 5 persen secara bulanan walaupun tumbuh datar secara tahunan. Dengan demikian, total penjualan semen emiten dengan kode saham INTP itu menjadi 12 ton pada periode Januari-September 2021 atau naik 3 persen secara tahunan.
Pada saat bersamaan, pertumbuhan penjualan industri semen secara total tumbuh 4 persen secara tahunan dan 7 persen secara bulanan.
Analis J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo dan Arnanto Januri, menyampaikan dalam riset terbaru bahwa realisasi penjualan semen INTP itu juga menggerus pangsa pasar perseroan di Pulau Jawa yang menjadi home market-nya sebesar 180 bps secara tahunan per September 2021.
“Penurunan pangsa pasar INTP pada Juli-September kemungkinan karena permintaan yang melemah, namun penurunan market share lebih lanjut pada Oktober 2021 akan membawa risiko downside,” tulis Henry dan Arnanto dalam riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Minggu (7/11/2021).
Kendati demikian, penjualan semen diperkirakan meningkat pada kuartal IV/2021 seiring dengan pelonggaran PPKM. Pelonggaran tersebut mulai menggairahkan aktivitas di luar ruang yang tercermin lewat kenaikan trafik jalan tol dan kunjungan ke mal.
Baca Juga
Selanjutnya, J.P. Morgan meyakini volume penjualan semen pada kuartal IV/2021 akan pulih lebih baik. Hal itu pun dapat memberikan peluang produsen semen untuk kenaikan harga rata-rata penjualan (ASP) pada akhir tahun di tengah-tengah penguatan harga batu bara.
Dalam hal ini, INTP dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) dinilai bakal lebih leluasa dalam menaikkan harga melihat realisasi penjualan pada kuartal II/2021 sempat lebih tinggi dari level sebelum pandemi.
J.P. Morgan Sekuritas memberikan rekomendasi overweight untuk saham INTP dengan target harga Rp15.000. Kenaikan harga saham INTP sebesar 24,82 persen dalam sebulan terakhir juga disebut mendapat topangan dari kenaikan aliran modal asing (foreign capital inflow) ke pasar saham Tanah air.
“Kami perkirakan foreign inflow akan berlanjut pada kuartal IV/2021 dan pengumuman kenaikan ASP akan menjadi katalis jangka pendek untuk rekomendasi saham INTP,” tulis J.P. Morgan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.