Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih memiliki ruang penguatan lebih lanjut sepanjang bulan November. Saham pada sektor properti dan perkebunan sawit dapat menjadi pilihan untuk dikoleksi.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan kinerja IHSG sepanjang Oktober mengalami kenaikan yang sangat signifikan setelah bergerak sideways berkepanjangan. Kenaikan ini ditopang oleh saham-saham bluechip khususnya saham-saham komoditas, mengingat harga-harga komoditas dunia mengalami kenaikan harga sepanjang tahun ini.
Penguatan juga terjadi pada sektor perbankan yang mencatatkan performa yang baik. Sehingga, cukup banyak saham-saham yang menorehkan kinerja yang sangat baik setidaknya sejauh ini.
“Hal ini yang menjadi daya tarik investor asing untuk masuk ke pasar modal Indonesia,” jelasnya saat dihubungi pekan ini.
Frankie menuturkan IHSG masih memiliki ruang untuk melanjutkan tren positifnya sepanjang bulan ini. Hal ini seiring dengan sejumlah sentimen positif yang didapat IHSG menjelang akhir tahun, seperti pemulihan ekonomi yang terus berjalan di Indonesia.
Selain itu, jumlah penambahan kasus virus corona di Indonesia juga semakin terkendali seiring dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Hal ini akan semakin meningkatkan keyakinan pasar terhadap Indonesia.
Baca Juga
“Harga komoditas dunia yang masih naik serta sentimen window dressing juga akan menjadi katalis untuk IHSG pada bulan November.
Frankie memprediksi, IHSG akan bergerak pada kisaran 6.600 hingga 6.700 sepanjang bulan November.
Sementara itu, Frankie merekomendasikan investor untuk mencermati saham-saham properti karena harganya yang belum naik signifikan. Selain itu, sejumlah sentimen cukup mendukung sektor properti seperti insentif pemerintah serta daya beli masyarakat yang mulai pulih.
“Untuk sektor properti bisa mencermati BSDE dengan target harga Rp1.300,” tambahnya.
Sektor perkebunan juga dinilai masih menarik karena harga CPO yang masih terus mencatatkan kenaikan. Seiring dengan hal tersebut, Frankie merekomendasikan saham LSIP dengan target harga Rp1.600.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.