Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Lippo Cikarang Tbk. membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp1 triliun per September 2021.
Realisasi itu mencapai 74,6 persen dari target marketing sales yang direvisi naik tahun ini senilai Rp1,35 triliun.
CEO Lippo Cikarang Rudy Halim mengatakan prapenjuaan perseroan pada periode sembilan bulan pertama tahun ini paling banyak ditopang oleh penjualan lahan industri dan penjualan residential Waterfront Estates.
“Pada bulan September, kami meningkatkan panduan pemasaran penjualan untuk 2021 sebesar Rp200 miliar menjadi Rp1,35 triliun dari Rp1,15 triliun yang didorong oleh peningkatan penjualan komersial dan industri,” tulis Rudy dalam siaran pers, dikutip Rabu (3/11/2021).
Walau prapenjualan mulai bergairah, pendapatan emiten dengan kode saham LPCK ini terpantau koreksi pada akhir kuartal III/2021.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, LPCK membukukan pendapatan senilai Rp1,18 triliun atau turun 25,78 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp1,59 triliun.
Baca Juga
Rudy menjelaskan penurunan itu terutama disebabkan serah terima di Orange County yang lebih sedikit. Dia pun mengantisipasi serah terima perumahan bakal meningkat pada kuartal IV/2021 ini ketika perseroan menyelesaikan serah terima untuk Orange County dan melalui peningkatan permintaan untuk lahan industri.
Pada periode Januari - September 2021, LPCK mencatat penjualan rumah tinggal dan apartemen senilai Rp819,6 miliar atau turun dari periode yang sama tahun lalu Rp1,12 triliun. Segmen ini berkontribusi 69,4 persen terhadap total pendapatan.
EBITDA mencapai Rp322,5 miliar pada periode tersebut, menunjukkan penurunan 23,5% dari Rp421,3 miliar pada periode tahun lalu karena EBITDA pengembangan real estat terpengaruh oleh lebih sedikit serah terima yang tersisa di Orange County.
Selanjutnya, laba bersih LPCK terkoreksi 43,78 persen menjadi Rp344,26 miliar pada akhir kuartal III/2021 dari sebelumnya Rp612,42 miliar.
Marjin laba kotor dilaporkan meningkat menjadi 42 persen pada periode tersebut dari sebelumnya 40 persen. Selanjutnya EBITDA tercatat Rp322,5 miliar atau turun 23,5 persen dari sebelumnya Rp421,3 miliar.
“Penurunan EBITDA ini sejalan dengan penurunan top line karena margin EBITDA sebagian besar masih sejalan dengan tahun lalu,” tulis Rudy.
Dari sisi aset, total aset LPCK turun 2 persen menjadi Rp9,52 triliun dibandingkan posisi pada akhir 2020 senilai Rp9,71 triliun. Saldo kas tercatat senilai Rp377,5 miliar yang sebagian besar disebabkan oleh pembagian dividen pada Agustus 2021 atau dividen pertama perseroan sejak 1997.
“Kami tetap optimis memenuhi target FY21 yang direvisi naik sebesar Rp1,35 triliun. Lippo Cikarang tetap berkomitmen untuk melayani kebutuhan calon pemilik rumah dengan pembangunan yang terjangkau dan berkelanjutan,” tulis Rudy.