Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Harga Komoditas Masih Naik hingga Kuartal I/2022, Saham Mana yang Masih Prospektif?

Harga komoditas masih akan terus berada di harga yang cukup tinggi hingga akhir tahun. Hal ini akan berdampak pada performa keuangan emiten-emiten terkait hingga awal tahun depan.
Rinaldi Mohammad Azka
Rinaldi Mohammad Azka - Bisnis.com 02 November 2021  |  08:08 WIB
Harga Komoditas Masih Naik hingga Kuartal I/2022, Saham Mana yang Masih Prospektif?
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis - Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Tren kenaikan harga komoditas belum berakhir, sejumlah saham berbasis komoditas masih akan mencatatkan kinerja cemerlang hingga kuartal I/2022.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menjelaskan harga komoditas masih akan terus berada di harga yang cukup tinggi hingga akhir tahun. Hal ini akan berdampak pada performa keuangan emiten-emiten terkait hingga awal tahun depan.

"Kalau berbicara prospek emiten komoditas dari sisi performa keuangan, kami melihat puncak performa dari dampak kenaikan harga komoditas yang terjadi di Semester II/2021 adalah pada laporan keuangan kuartal IV/2021 dan kuartal I/2022," jelasnya kepada Bisnis, Senin (1/11/2021).

Dia optimistis pertumbuhan yang dihasilkan oleh performa kuartal IV/2021 dan kuartal I/2022 akan lebih tinggi lagi dibandingkan performa kuartal III/2021.

Komoditas crude palm oil (CPO) atau minyak sawit menurutnya masih akan bergerak dalam rentang RM 4.800 – 5.500 /MT hingga akhir tahun dan RM 4.400 – 5.000 di kuartal I/2022.

Komoditi nikel, Alfred memprediksi masih bisa kembali di atas US$20.000/MT pada sisa akhir tahun, begitu juga komoditas timah menembus level all time high US$40.000/MT.

Sementara komoditi batu bara, terangnya, telah masuk ke fase konsolidasi hingga akhir tahun dengan rentang US$140 – 200 /MT dengan posisi saat ini US$150,9/MT.

"Sementara dari prospek sahamnya, kami melihat potensi upside harga saham masih dimiliki oleh emiten komoditas CPO dan Logam," katanya.

Lebih lanjut, pada kuartal IV/2021, Praus Capital masih merekomendasikan emiten komoditas. Untuk CPO dia menjagokan saham LSIP, AALI, dan SGRO yang secara valuasi masih sangat murah.

"Kami melihat kenaikan harga sahamnya belum maksimal jika melihat kenaikan harga CPO-nya. Untuk emiten komoditi Logam kami menjagokan INCO dan TINS," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

cpo rekomendasi saham harga komoditas
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top