Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Kuartal IV/2021, Bisnis Hotel Surya Semesta (SSIA) Pulih

Pada semester I/2021, unit bisnis perhotelan emiten berkode saham SSIA itu membukukan pendapatan sebesar Rp72,6 miliar turun 52,4 persen dibandingkan dengan Rp152,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Banyan Tree Ungasan Resort/suryainternusa.com
Banyan Tree Ungasan Resort/suryainternusa.com

Bisnis.com, JAKARTA - Unit bisnis perhotelan milik PT Surya Semesta Internusa Tbk. berangsur pulih sejak PPKM dilonggarkan.

VP Head of Investor Relations Surya Semesta Erlin Budiman mengatakan memasuki kuartal IV/2021 terdapat perbaikan pada segmen bisnis perhotelan. Menurutnya okupansi kamar untuk segmen tersebut mulai pulih.

“[Bisnis perhotelan] yang cukup membaik adalah Gran Melia Jakarta & Batiqa Hotels,” katanya kepada Bisnis, dikutip Minggu (24/10/2021).

Adapun pada semester I/2021, unit bisnis perhotelan emiten berkode saham SSIA itu membukukan pendapatan sebesar Rp72,6 miliar turun 52,4 persen dibandingkan dengan Rp152,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Khusus untuk tingkat hunian atau okupansi The Gran Melia Jakarta pada paruh pertama sebesar 15,7 persen lebih kecil dibandingkan dari tahun lalu 19,7 persen. Adapun tarif kamar rata-rata (ARR) untuk semester pertama 2021 adalah sekitar US$59,5 dari US$93,7 pada tahun sebelumnya.

Begitu juga dengan tingkat hunian Batiqa Hotels pada semester I/2021 tercatat sebesar 44,3 persen, sedangkan ARR mencapai Rp298.083. Jumlah itu terkoreksi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu karena ARR Batiqa pada level Rp304.919 dengan tingkat hunian 35,9 persen.

Meski demikian, SSIA telah menambah satu jumlah hotel menjadi delapan dengan peresmian Batiqa Hotel Jayapura. Adapun untuk bisnis hotel di Bali yaitu Jumana, Erlin menilai perbaikan baru akan terasa menjelang akhir tahun.

“Untuk hotel di Bali, baru buka bagi turis internasional jadi baru akan kelihatan dampaknya pada November dan Desember 2021 mendatang,”katanya. Sebagai informasi unit bisnis ini kerap mengalami penurunan sejak pengetatan pariwisata.

Pada semester I/2021, okupansi Jumana berada di level 6,4 persen dari tingkat hunian tahun lalu sebesar 20,3 persem. Adapun untuk ARR pada paruh pertama berada di level US$318,8, sedangkan tahun sebelumnya US$450,6.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper