Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Teknologi Borong Lahan Industri Surya Semesta (SSIA)

PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) penjualan lahan seluas 8,8 hektare ke perusahaan teknologi regional.
Kawasan Industri Surya Cipta, Kawarang. Kawasan ini dikelola PT Surya Semesta Internusa Tbk./suryainternusa.com
Kawasan Industri Surya Cipta, Kawarang. Kawasan ini dikelola PT Surya Semesta Internusa Tbk./suryainternusa.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengembang lahan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp155,9 miliar pada periode Januari-Juni 2021.

VP Head of Investor Relations Surya Semesta Internusa Erlin Budiman mengatakan marketing sales itu berasal dari penjualan lahan seluas 8,8 hektare ke perusahaan teknologi regional.

“Meskipun penjualan lahan melambat selama 1,5 tahun terakhir, SSIA menetapkan target marketing sales pada 2021 seluas 15 hektar yang berasal dari Suryacipta City of Industry Karawang,” tulis Erlin dalam siaran pers, dikutip Senin (6/9/2021).

Namun demikian, Erlin mengimbuhkan, prospek pendapatan emiten dengan kode saham SSIA tersebut akan stagnan pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. Lagipula, pendapatan prapenjualan perseroan akan terus dipengaruhi oleh perkembangan pandemi.

Lebih lanjut, permintaan lahan industri di SSIA secara konsisten berasal dari industri otomotif, logistik, makanan, kimia, dan barang konsumsi. Namun, ada pula peningkatan permintaan lahan dari sektor pusat data dan perusahaan berteknologi tinggi lainnya.

“Segmen kawasan industri akan bergerak ke fase pemulihan setelah pandemi yang dapat diatasi dan ekonomi mulai pulih kembali,” tulis Erlin.

Selain kawasan industri, pendapatan unit properti dari SSIA terdiri dari pendapatan biaya pemeliharaan, sewa komersial dan residensial.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, SSIA membukukan pendapatan senilai Rp870,97 miliar. Realisasi itu turun 40,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,46 triliun.

Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun makin dalam menjadi Rp190,82, dari sebelumnya rugi Rp122,90 miliar.

Adapun, EBITDA turun 152,5 persen menjadi minus Rp24,5 miliar dari sebelumnya Rp46,5 miliar akibat tekanan EBITDA perhotelan sebesar 58,1 persen.

Posisi kas SSIA hingga akhir Juni 2021 mencapai Rp1,06 triliun atau naik 32,8 persen dari posisi akhir kuartal I/2021 sekitar Rp799,5 miliar. Kenaikan ini ditopang oleh pinjaman tahap kedua dari International Finance Corporation (IFC) senilai US$45 juta.

Dari pos aset, total aset SSIA tercatat naik 3,29 persen sejak awal tahun menjadi Rp7,87 triliun. Jumlah ekuitas berkurang 4,28 persen menjadi Rp4,04 triliun dan liabilitas bertambah 66,80 persen menjadi Rp1,06 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper