Bisnis.com, JAKARTA – Pelonggaran PPKM dari pemerintah pusat mulai berdampak positif bagi emiten yang bergerak di sektor Pariwisata dan perhotelan.
VP Head of Investor Relations PT Surya Semesta Internusa Tbk. Erlin Budiman mengatakan memasuki kuartal IV/2021 terdapat perbaikan pada segmen bisnis perhotelan. Menurutnya okupansi kamar untuk segmen tersebut mulai pulih.
“[Bisnis perhotelan] yang cukup membaik adalah Gran Melia Jakarta & Batiqa Hotels,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
Adapun pada semester I/2021, unit bisnis perhotelan emiten berkode saham SSIA itu membukukan pendapatan sebesar Rp72,6 miliar turun 52,4 persen dibandingkan dengan Rp152,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Khusus untuk tingkat hunian atau okupansi The Gran Melia Jakarta pada paruh pertama sebesar 15,7 persen lebih kecil dibandingkan dari tahun lalu 19,7 persen. Adapun tarif kamar rata-rata (ARR) untuk semester pertama 2021 adalah sekitar US$59,5 dari US$93,7 pada tahun sebelumnya.
Begitu juga dengan tingkat hunian Batiqa Hotels pada semester I/2021 tercatat sebesar 44,3 persen, sedangkan ARR mencapai Rp298.083. Jumlah itu terkoreksi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu karena ARR Batiqa pada level Rp304.919 dengan tingkat hunian 35,9 persen.
Baca Juga
Meski demikian, SSIA telah menambah satu jumlah hotel menjadi delapan dengan peresmian Batiqa Hotel Jayapura. Adapun untuk bisnis hotel di Bali yaitu Jumana, Erlin menilai perbaikan baru akan terasa menjelang akhir tahun.
“Untuk hotel di Bali, baru buka bagi turis internasional jadi baru akan kelihatan dampaknya pada November dan Desember 2021 mendatang,”katanya. Sebagai informasi unit bisnis ini kerap mengalami penurunan sejak pengetatan pariwisata.
Pada semester I/2021, okupansi Jumana berada di level 6,4 persen dari tingkat hunian tahun lalu sebesar 20,3 persem. Adapun untuk ARR pada paruh pertama berada di level US$318,8, sedangkan tahun sebelumnya US$450,6.
Sementara itu, perusahaan penyedia platform perencana perjalanan pariwisata PT Tourindo Guide Indonesia Tbk. (PGJO) juga mulai mengalami penambahan jumlah turis.
Direktur Utama Tourindo Guide Indonesia Adi Putera mengatakan sejak pelonggaran PPKM jumlah pengguna jasa perseroan mengalami kenaikan. Meski demikian, Adi belum ingin membeberkan secara detil perbaikan tersebut.
“Tidak terlalu besar tetapi mendorong kinerja kami,” ungkapnya kepada Bisnis. Dia pun berharap dunia pariwisata dapat segera pulih. Dengan begitu kinerja perseroan dapat terdongkrak.
Adapun sejak pelonggaran PPKM, harga saham perseroan juga mulai menunjukkan tren bullish. Dalam sebulan terakhir saham PGJO telah naik 13,16 persen.
Selain itu, perseroan juga tengah melakukan roadshow untuk melancarkan aksi private placement. Perseroan berencana menambah modal dengan menerbitkan saham baru sebanyak 36 juta dengan nilai nominal Rp50.
Di sisi lain, PT Panorama Sentrawisata Tbk. (PANR) tengah membentuk anak usaha baru yang akan berfokus sebagai travel-tech company untuk menambah ceruk pendapatan.
Corporate Secretary Panorama Sentrawisata AB Sadewa mengatakan, pembentukan badan usaha dengan nama PT Panorama Aplikasi Nusantara ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat struktur bisnis perseroan. Anak usaha ini juga diyakini dapat menciptakan nilai tambah, khususnya dalam menjangkau market yang lebih dekat dengan teknologi digital.
“PT Panorama Aplikasi Nusantara akan fokus sebagai travel-tech company yang akan menambah distribution channel dan tentunya berdampak pada kinerja Perseroan yang semakin positif kedepan,” kata Sadewa dalam keterangan resminya, Kamis (14/10/2021).
Dia melanjutkan, badan usaha baru ini akan berdampak pada kinerja keuangan emiten berkode saham PANR ini saat perusahaan tersebut beroperasi.
"Beroperasinya PT Panorama Aplikasi Nusantara akan dapat meningkatkan kinerja keuangan perseroan dengan adanya tambahan pendapatan dari kegiatan penjualan produk dan paket wisata, serta layanan lainnya melalui aplikasi digital," tutur dia.
PANR optimistis kelangsungan usaha perseroan dapat lebih baik karena pendirian anak usaha yang akan fokus pada travel digital akan memperkuat struktur bisnis Perseroan.
Adapun Panorama Aplikasi Nusantara merupakan anak usaha langsung dari perseroan, dengan PANR memiliki komposisi saham sebesar 80 persen. Sementara sisa 20 persen saham dimiliki oleh PT Panorama Ventura Indonesia.
Panorama Aplikasi Nusantara akan menjadi badan usaha yang fokus pada pengembangan travel technology, yakni menjual produk dan paket wisata, serta layanan terkait rekreasi atau leisure dengan berbasis digital.
Panorama Aplikasi Nusantara akan memberikan kontribusi atas penjualan bagi Perseroan karena badan usaha ini akan menjual produk dan paket wisata untuk destinasi nasional dan internasional, khususnya pasar milenial yang akrab dengan teknologi berbasis digital.
Sebelumnya, Sadewa mengatakan seiring dengan diturunkannya level PPKM di Jawa dan Bali permintaan paket wisata ke PANR kesana ikut meningkat. Selain itu, permintaan untuk transportasi perseroan juga meningkat dengan pelonggaran PPKM.
"Kebanyakan memang yang meningkat di Jawa Bali, karena PPKM penurunannya banyak masih di Jawa Bali. Sisi transportasinya juga mulai meningkat, karena segmen kami bukan cuma leisure, tapi juga corporate," ucapnya.
Sadewa melanjutkan, pihaknya masih memandang optimistis peluang perseroan untuk menggenjot kinerja hingga akhir tahun.