Bisnis.com, JAKARTA – Indeks IDX Health sejak awal tahun baru menguat tipis, jauh lebih rendah dibandingkan dengan penguatan IHSG. Kendati demikian, saham-saham konstituen indeks emiten kesehatan ini diperkirakan masih akan menghijau.
Secara tahun berjalan atau year to date (ytd), indeks dengan konstituen 22 emiten tersebut mengalami penguatan tipis 0,56 persen ke posisi 1.353,24 dari posisi awal indeks IDX IC ditetapkan di level 1.345.69. Pada perdagangan Jumat (22/10/2021) pekan lalu, indeks tersebut turun 1,29 persen.
Di sisi lain, secara ytd indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah menguat 11,12 persen ke level 6.643,74 pada penutupan akhir pekan lalu. Khusus pada hari tersebut, IHSG menguat tipis 0,16 persen.
Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengungkapkan IDX Health berisi saham-saham kesehatan dan yang berkaitan dengan kesehatan, bisa berupa produk-produk kesehatan seperti SIDO, TSPC, KLBF, KAEF, juga layanan kesehatan seperti PRDA, termasuk rumah sakit seperti SILO, HEAL, dan MIKA.
"Kalau saya melihatnya bisnis kesehatan tetap dibutuhkan ya terutama beberapa emiten tersebut. Apalagi dengan adanya Covid-19 ini, semakin banyak orang yang menjadi lebih aware soal kesehatan," katanya kepada Bisnis, Minggu (24/10/2021).
Nah, untuk orang-orang yang sudah lebih memahami pentingnya kesehatan ini muncul kesadaran yang akan berdampak pada aktivitas pengeluarannya untuk urusan kesehatan.
Baca Juga
Contohnya, ketika sebelumnya tidak pernah medical check up menjadi lebih terjadwal. Kemudian, yang sebelumnya tidak mengkonsumsi vitamin menjadi rutin bahkan berlebihan.
"Tantangannya ada di emiten rumah sakit ini, yang nanti harus kami cek apakah bed occupancy ratio tetap tinggi atau tidak pascaturunnya jumlah kasus Covid-19," urainya.
Dia masih merekomendasi beli untuk sejumlah saham yang masih berfundamental menarik, yakni, HEAL, PRDA, DGNS, IRRA, KLBF, dan PRIM.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.