Bisnis.com, JAKARTA – Lonjakan yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi sentimen utama yang mendorong kenaikan kinerja reksa dana campuran selama beberapa bulan terakhir.
Berdasarkan data Infovesta Utama, Jumat (22/10/2021), pada periode 8 Oktober 2021 - 15 Oktober 2021, reksa dana campuran mencatatkan kinerja positif sebesar 1,10 persen
Sementara itu, reksa dana saham mencatatkan kenaikan sebesar 1,65 persen persen. Menyusul di belakang reksa dana saham dan campuran adalah reksa dana pendapatan tetap dengan return 0,39 persen dan pasar uang sebesar 0,06 persen.
Sementara itu, secara year to date reksa dana campuran menjadi instrumen dengan kinerja terbaik dengan imbal hasil 5,04 persen. Menyusul di belakangnya adalah reksa dana pasar uang dengan imbal hasil 2,68 persen.
Selanjutnya, reksa dana saham memiliki return 2,65 persen secara year to date disusul reksa dana pendapatan tetap dengan imbal hasil 1,82 persen.
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, kinerja reksa dana campuran selama beberapa bulan terakhir mulai menunjukkan perbaikan. Hal ini seiring dengan penguatan yang terjadi pada pasar saham.
Baca Juga
Ia menjelaskan, karakteristik reksa dana campuran yang merupakan produk gabungan dari reksa dana saham dan pendapatan tetap menopang perbaikan kinerjanya. Selama tiga bulan terakhir, lonjakan pada pasar saham menjadi motor utama pemulihan return untuk reksa dana campuran.
“Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sekarang sudah di kisaran 6.600, artinya selama 3 bulan terakhir reli sekitar 10 persen. Reksa dana campuran yang ada portofolio sahamnya pasti ikut menikmati tren ini,” jelasnya saat dihubungi pada Jumat (22/10/2021).
Wawan memprediksi, reksa dana campuran dapat mempertahankan performa positifnya hingga akhir tahun seiring dengan outlook positif pada pasar saham. Prospek pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi virus corona yang berkelanjutan akan menggairahkan pasar saham yang akan turut berimbas pada reksa dana campuran.
Sentimen ini turut didukung oleh tren kenaikan harga beberapa komoditas eperti batu bara dan CPO. Sementara itu, pelemahan dolar AS akan berdampak pada kenaikan harga obligasi Indonesia yang nantinya turut mengerek naik kinerja reksa dana campuran berbasis surat utang.
Di sisi lain, ia menambahkan selama beberapa tahun terakhir memang tak ada pertumbuhan yang signifikan untuk reksa dana campuran, baik dari dana kelolaan maupun produk yang beredar.
Menurutnya, ini berkaitan dengan karakteristik investor di Indonesia yang lebih menyukai produk-produk investasi minim risiko seperti reksa dana pasar uang yang memiliki karakteristik mirip deposito.
“Memang minatnya tidak akan besar, tetapi masih ada investor yang mencari produk reksa dana ini sehingga pasarnya pun akan tetap ada,” pungkasnya.
Kinerja Reksa Dana Ytd 15 Oktober 2021
No | Reksa Dana | Kinerja Ytd (%) |
1 | Reksa Dana Saham | 2,65 |
2 | Reksa Dana Campuran | 5,04 |
3 | Reksa Dana Pendapatan Tetap | 1,82 |
4 | Reksa Dana Pasar Uang | 2,68 |
(Sumber: Infovesta Utama)