Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah, Rupiah Gagal Menguat

Mata uang rupiah ditutup stagnan, sama dengan perdagangan kemarin, gagal memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup stagnan pada perdagangan Jumat (22/10/2021), di balik pelemahan indeks dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, rupiah tercatat stagnan, ditutup sama dengan perdagangan hari sebelumnya di Rp14.122 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,13 poin atau 0,15 persen ke 93,63.

Adapun, di hadapan mata uang negara Asia lainnya, dolar AS tercatat melemah. Yen Jepang tercatat menguat tipis 0,08 poin atau 0,07 persen ke 113,95 yen per dolar AS. Kemudian, dolar ASingapura juga menguat 0,002 poin atau 0,20 persen ke SG$1,34 per dolar AS.

Nilai tukar won Korea Selatan juga menguat tipis 0,02 persen ke 27,86 won per dolar AS. Kemudian, rupee India juga menguat 0,19 persen ke 74,72 rupee per dolar AS. Yen China ikut menguat tipis 0,05 persen ke 6,38 yen per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan bahwa sebelumnya dolar AS sempat menguat terhadap mata uang lainnya dan bersiap untuk kenaikan mingguan kedua.

Dolar AS mendapat dukungan dari imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi dan meningkatkan kemungkinan bank sentral segera memulai pengurangan aset.

Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada hari Kamis bahwa Federal Reserve AS harus membiarkan neraca US$8 triliun berkurang selama beberapa tahun ke depan.

Sementara itu, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, memperkirakan inflasi yang tinggi akan bertahan hingga 2022 dan bank sentral AS harus menaikkan suku bunga pada akhir 2022.

Adapun, Ketua Fed Jerome Powell juga akan mengambil bagian dalam diskusi panel kebijakan di kemudian hari.

Dari sisi internal, penanganan Covid-19 yang sudah membaik, tingginya tingkat vaksinasi dan ekonomi yang tetap relatif lebih baik dibandingkan negara lain lantaran ditopang oleh investasi domestik menjadi sentimen positif bagi rupiah.

“Investasi memiliki peran sangat penting dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Ini sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo, bahwa transformasi ekonomi harus didorong untuk mengarah pada hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah. Indonesia tidak boleh dikenal dunia sebagai pengimpor bahan baku mentah,” ujar Ibrahim dalam riset harian, Jumat (22/10/2021).

Untuk perdagangan awal pekan depan, Ibrahim menyebutkan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.100 - Rp14.140 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper