Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah di hadapan dolar AS melemah 46 poin atau 0,33 persen ke Rp14.122 pada saat pembukaan perdagangan Jumat, (22/10/2021).
Sementara itu data Bloomberg menunjukkan, indeks dolar AS masih tercatat di zona merah, turun 0,041 poin atau 0,44 persen ke 93,72.
Rupiah tidak melemah sendirian, pasalnya yen Jepang turun 0,08 persen, yuan China tertekan 0,08 persen, won Korea Selatan tergelincir 0,20 persen, dan ringgit Malaysia turun tipis 0,01 persen.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sebelumnya indeks dolar AS menguat karena Gubernur The Fed Randal Quarles mendukung langkah awal untuk memulai pengurangan aset pada November 2021.
Namun, dia menambahkan meningkatnya tekanan inflasi yang memerlukan respon kebijakan juga menjadi perhatian.
Dari dalam negeri, Ibrahim menyebut syarat utama agar ekonomi Indonesia pulih adalah menjaga penanganan pandemi Covid-19.
"Penanganan Covid-19 wajib dilakukan agar tidak terjadi gelombang ketiga," kata Ibrahim, Kamis (21/10/2021).
Baca Juga
Adapun, di saat yang sama, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia telah mencapai 96,2 persen, lebih tinggi dibandingkan tingkat kesembuhan global yang sebesar 90,6 persen.
Angka positivity rate Indonesia berada di bawah 0,5 persen dengan reproduction rate di bawah 1 persen. Selain itu, per 19 Oktober 2021 total dosis vaksinasi telah mencapai 174 juta dosis. Dengan vaksinasi yang sudah mencapai 174 juta dosis maka Indonesia berada di posisi ke-5 di dunia.
Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi, ditutup melemah di rentang Rp14.120-Rp14.160.