Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini, Jumat (22/10/2021) diprediksi akan dibayangi oleh penguatan greenback yang merespons pemulihan ekonomi AS.
Kemarin, mata uang Garuda di pasar spot ditutup melemah 46 poin atau 0,33 persen ke level Rp14.122 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,082 poin atau 0,09 persen ke level 93,65 pada pukul 14.52 WIB.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS menguat karena Gubernur The Fed Randal Quarles mendukung langkah awal untuk memulai pengurangan aset pada November 2021. Akan tetapi, dia menambahkan meningkatnya tekanan inflasi yang memerlukan respon kebijakan juga menjadi perhatian.
Sementara di Eropa, Bank of England diperkirakan akan menjadi bank sentral pertama yang menaikkan suku bunga pasca-Covid-19.
Dari dalam negeri, Ibrahim menyebut syarat utama agar ekonomi Indonesia pulih adalah menjaga penanganan pandemi Covid-19.
"Penanganan Covid-19 wajib dilakukan agar tidak terjadi gelombang ketiga," kata Ibrahim, Kamis (21/10/2021).
Baca Juga
Adapun di saat yang sama, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia telah mencapai 96,2 persen, lebih tinggi dibandingkan tingkat kesembuhan global yang sebesar 90,6 persen.
Angka positivity rate Indonesia berada di bawah 0,5 persen dengan reproduction rate di bawah 1 persen. Selain itu, per 19 Oktober 2021 total dosis vaksinasi telah mencapai 174 juta dosis. Dengan vaksinasi yang sudah mencapai 174 juta dosis maka Indonesia berada di posisi ke-5 di dunia.
Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi, ditutup melemah di rentang Rp14.120-Rp14.160.
Mengutip Antara, Jumat (22/10/2021), data terbaru menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah 19 bulan pekan lalu, menunjuk pada pengetatan pasar tenaga kerja, meskipun kekurangan pekerja dapat menjaga laju perekrutan moderat pada Oktober.
Penjualan rumah AS juga melonjak ke level tertinggi delapan bulan pada September, tetapi harga yang lebih tinggi karena pasokan tetap ketat menekan pembeli pertama kali keluar dari pasar perumahan.
"Dolar AS memudar di awal sesi, meskipun kemudian menemukan pijakannya pada klaim pengangguran yang lebih baik dan data penjualan rumah yang lebih baik," kata Ronald Simpson, direktur pelaksana untuk analisis mata uang global di Action Economics.
Pada penutupan Kamis (21/10/2021) waktu setempat, indeks dolar naik menjadi 93,76, menguat 0,17 persen hari ini, setelah sebelumnya jatuh ke 93,49.
Rupiah pada perdagangan hari ini berakhir mendatar 0,00 persen atau menjadi di posisi Rp14.122,50 per dolar AS.
Adapun indeks dolar AS melemah 0,15 persen atau 0,14 poin ke 93,64.
Hingga 13.41 WIB, rupiah terdepresiasi 0,28 persen atau 40 poin ke Rp14.162,50 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS turun 0,08 persen atau 0,07 poin ke 93,70.
Rupiah terpantau melemah 0,28 persen atau 40 poin menjadi ke posisi Rp14.162,50 per dolar AS hingga 12.40 WIB.
Sementara itu, indeks dolar masih melemah 0,04 persen atau 0,04 poin ke 93,73.
Rupiah masih terdepresiasi 0,28 persen atau 39 poin menjadi ke posisi Rp14.161,50 per dolar AS.
Adapun, indeks dolar AS juga melemah 0,04 persen ke 93,73.
Rupiah tertekan 0,27 persen atau 38,50 poin ke Rp14.161,00 per dolar AS hingga 10.06 WIB.
Adapun indek dolar AS melemah 0,05 persen menjadi di level 93,72.
Rupiah dibuka melemah 0,16 persen atau 22,50 poin menjadi ke level Rp14.145 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,04 persen menjadi 93,73.