Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bukalapak (BUKA) Berpotensi Tembus Rp1.000

Bukalapak mendapat katalis positif dari model bisnis online to offline (O2O) yang menyasar UMKM.
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Bukalapak.com Tbk. berpotensi tembus Rp1.000 per saham.

Tim riset Shinhan Sekuritas merekomendasikan beli bagi saham perseroan. Mereka berpendapat saham emiten berkode BUKA itu berpotensi tembus level Rp1.000.

Pasalnya model bisnis online to offline (O2O) yang menyasar UMKM itu bakal menjadi katalis positif bagi laju saham perseroan. “Model bisnis O2O akan meningkatkan pijakan di bisnis mikro-ritel. O2O adalah model bisnis yang memungkinkan toko ritel mikro offline untuk meningkatkan nilainya melalui platform,” sebut tim dikutip pada Kamis (14/10/2021).

Berdasarkan data perusahaan 35 persen dari gross merchandise value (GMV) berasal dari  produk fisik sedangkan 65 persen dari barang digital. Pada tahun 2020 GMV dihasilkan dari e-warung sekitar US$2,9 miliar sedangkan produk digitalnya US$3,98 miliar.

Tim riset berpendapat tren untuk GMV diperkirakan akan mencapai US$3 miliar bagi penjualan barang fisik dan US$55,4 miliar pada tahun 2025. Mereka percaya skema bisnis O2O akan menghasilkan lebih banyak kemitraan dalam ekosistem digital dan yang memiliki dampak positif untuk meningkatkan bisnis mikro-ritel.

“Dengan kepemimpinan yang kuat dalam jaringan mikro offline, banyak ruang untuk pertumbuhan e-commerce di Indonesia, dan pertumbuhan yang kuat dari GMV dan total processing value [TPV],” katanya.

Shinhan Sekuritas  menggunakan rata-rata rasio EV/Sales Growth e-commerce sebesar 0,23 kali sebagai jangkar untuk mendorong  penilaian yang menyiratkan EV/Sales sebesar 16 kali. Valuasi itu mencerminkan 0,3 kali dari proyeksi 2023 EV/TPV BUKA.

Di sisi lain, Tim Riset JP Morgan menilai BUKA memiliki peluang pertumbuhan yang besar pada segmen Mitra Bukalapak. Pasalnya, perseroan adalah pemain nomer satu bisnis O2O dengan 8 juta partner.

“Profil pertumbuhan yang kuat di O2O dan dominasi pangsa pasar akan terus berfungsi sebagai titik diferensiasi utama,” ungkap tim.

Selain itu, BUKA ditopang oleh Grup EMTK sebagai pengendali utama. Di sisi lain, EMTK telah mengumumkan kerjasama dengan Grup Salim sebagai penguasa bisnis konsumer. Mereka percaya BUKA akan memegang peranan penting dalam kerjasama keduanya.

Tim Riset JP Morgan melihat tantangan terberat yang kana dihadapi perseroan berasal dari Tokopedia atau Shopee yang akan menyasar bisnis O2O.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper