Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas bertahan di level tertinggi sejak Maret melihat data inflasi AS yang tinggi.
Investor kali ini terbebani tingkat inflasi tinggi di AS yang membawa kemungkinan pengurangan stimulus.
Indeks harga konsumer AS naik pada September melebihi perkiraan, mempercepat laju inflasi yang membebani ekonomi AS. Imbal hasil 10 tahun AS juga anjlok setelah sempat naik menyusul data ekonomi yang dirilis pada Rabu (13/10/2021), sehingga meningkatkan minat investor pada aset emas.
Sementara itu, risalah Federal Reserve pada pertemuan bulan lalu juga menunjukkan bawa para pengambil kebijakan sepakat untuk mulai tapering pasa pertengahan November atau Desember di tengah kekhawatiran inflasi.
Pasalnya, stimulus selama pandemi bisa menjadi pendorong reli harga emas, seperti yang terjadi tahun lalu hingga mencapai rekor.
"Harga emas kemungkinan bisa mengejar penawaran lebih kuat jika inflasi terus naik. Ini berbalik dari kondisi pada awal tahun di mana pasar lebih khawatir dengan tapering," kata John Feeney, Manager Pengembangan Bisnis di Guardian Gold Australia, dilansir Bloomberg, Kamis (14/10/2021).
Baca Juga
Feeney juga menjelaskan bahwa secara historis, performa emas umumnya unggul ketika terjadi inflasi. Sehingga wajar jika pasar berpandangan bullish pada emss jika iflasi terus berlanjut.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex tercatat turun 0,18 persen atau 3,2 poin ke US$1.791,50 per troy ons. Sementara itu, harga emas spot juga turun tipis 0,06 persen atau 1 poin ke US$1.791,96 per troy ons.