Bisnis.com, JAKARTA – Aset kripto atau cryptocurrecy tengah bertumbuh dan menjadi pilihan investasi oleh kaum milenial meskipun memiliki risiko tinggi.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menghimbau investor milenial untuk berhati-hati saat berinvestasi di aset kripto.
Dia menjelaskan untuk berinvestasi di pasar modal investor bisa mempelajari atau melakukan analisis fundamental terhadap suatu emiten, tetapi hal itu tidak ada pada aset kripto.
"Saham ada fundamentalnya sementara kalau di kripto underlying-nya apa hanya sebatas supply and demand jadi bisa tiba-tiba naik dan langsung turun," jelasnya dalam paparan virtual dikutip Kamis (14/10/2021).
Inarno mengatakan dirinya merasa khawatir kepada investor milenial yang memiliki investasi di kripto karena dia menilai kripto memiliki tingkat fluktuasi dan volatilitas yang tinggi.
"Saya khawatir kepada teman-teman yang investasi di kripto karena itu kayak roller coaster yang naik turunnya luar biasa dan kita gak tau penyebabnya apa," imbuhnya.
Baca Juga
Oleh karena itu, Inarno menyarankan milenial untuk memilih produk investasi yang aman di luar aset kripto. Lebih lanjut, dia menilai BEI telah berupaya untuk melakukan edukasi kepada milenial melakukan investasi yang aman untuk jangka panjang.
Sementara, dari sisi investor pasar modal Inarno memaparkan generasi milenial dan gen Z mendominasi jumlah investor ritel dan bertumbuh sangat cepat jika dibandingkan dengan kategori usia lainnya.
BEI mencatatkan per Agustus 2021 investor baru dalam rentang usia 18 tahun–25 tahun meningkat 451.254 orang atau 45,6 persen dari total investor baru sepanjang 2021. Sementara, investor di bawah usia 40 tahun mencapai 2.083.127 orang investor atau naik 78,9 persen.
"Jadi memang saat ini memang kebangkitan daripada investor muda yang termasuk milenial yang mendominasi transaksi di pasar bursa ini," jelasnya.