Bisnis.com, JAKARTA - Aksi pergantian pengendali tengah hangat dilakukan di pasar modal. Terbaru, aksi ganti kepemilikan terjadi pada emiten PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (DGIK). Kepemilikan DGIK berganti dari Lintas Kebayoran Kota ke Global Dinamika Kencana.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan melihat, masuknya investor atau pengendali saham baru ke dalam sebuah perusahaan, memberikan indikasi adanya rencana bisnis yang lebih optimistis.
"Tentu keberanian pengendali baru melakukan akuisisi secara mayoritas (investasi), memiliki alasan kuat bagaimana dia meyakini nilai yang lebih besar lagi yang diharapkannya dengan investasi tersebut," ujar Alfred kepada Bisnis, Rabu (13/10/2021).
Sinyal tersebut menurut Alfred diterima oleh pasar, sehingga respon dari aksi korporasi menjadi katalis yang kuat untuk menaikan harga saham emiten-emiten tersebut.
Berdasarkan catatan Bisnis, beberapa saham emiten yang berganti pengendali mengalami peningkatan harga. Saham DGIK misalnya, terbang 33,77 persen ke harga Rp103 saat pengumuman perubahan pengendali.
Kemudian, saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) yang berganti pengendali ke Grup Djarum, juga melesat ke zona hijau, naik 12,12 persen ke level Rp14.800 per saham saat pengumuman pergantian pengendali pada 1 Oktober 2021.
Baca Juga
"Lihat saja akuisisi yang terjadi pada RANC, SUPR, MBSS dan yang terbaru DGIK. Harga saham di pasar bahkan jauh melampaui dari harga pembelian atau akuisisi," tutur dia.
Alfred melanjutkan, pertimbangan harga akuisisi atau pembelian, menjadi pertimbangan harga dasar dari saham tersebut di pasar.
Alfred juga mencermati, pasar memperkirakan harga akuisisi tersebut diasumsikan menjadi harga pokok pembelian. Artinya, pihak pembeli pasti memiliki target harga sahamnya ke depan atau nilai sahamnya, jauh diatas harga beli tersebut.