Bisnis.com, JAKARTA - Stock split adalah aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten dengan cara memecahkan harga saham dengan rasio yang ditentukan perusahaan.
Secara sederhana, pengertian stock split adalah pemecahan nilai saham. Tujuannya adalah menurunkan harga per saham dan meningkatkan jumlah saham yang beredar.
Saat emiten melakukan stock split, maka jumlah lembar sahamnya bertambah, tapi stock split tidak akan mengubah jumlah modal yang disetor.
Contoh stock split PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang melakukan stock split dengan rasio 1:5. Nilai nominal per saham BBCA saat ini adalah sebesar Rp 62,5. Nantinya, nilai nominal tersebut akan menjadi sebesar Rp12,5 setelah stock split.
Adapun aksi stock split bertujuan untuk meningkatkan likuiditas saham BCA di kalangan investor.
"Aksi korporasi pemecahan saham tersebut dilandasi juga oleh komitmen BCA dalam mendukung perkembangan pasar modal Indonesia,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam keterangan resmi pada Kamis (23/9/2021)
Kesimpulan, stock split bisa memberikan keuntungan baik bagi emiten maupun bagi investor. Keuntungan investor adalah harga saham kian terjangkau dan porsi kepemilikan saham menjadi lebih banyak.
Lalu, keuntungan bagi emiten adalah menjadikan saham perusahaan lebih likuid atau lebih aktif dan frekuensi transaksi yang dilakukan oleh para pelaku pasar menjadi meningkat. Harga saham setelah stock split bakal lebih terjangkau dan mudah untuk diperjual belikan.