Bisnis.com, JAKARTA - Harga kapas berjangka tercatat melesat melampaui US$1 per pon untuk pertama kalinya dalam satu dekade. Dilansir dari Bloomberg, harga kapas telah melonjak 28 persen sepanjang tahun ini.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, harga kapas yang mengalami kenaikan membuat dua kemungkinan, yaitu kenaikan harga hasil tekstil dan peningkatan beban produsen tekstil.
"Tekstil sejak awal tahun memang berada dalam posisi yang kurang baik. Saham-saham di sektor ini cukup sensitif," kata Nico dihubungi, Rabu (13/10/2021).
Dia mencontohkan, saham emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL), sejak 2021 dari harga tertingginya Rp302 per saham, perlahan turun menjadi Rp146 per saham sebelum disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kemudian, saham tekstil lainnya, yakni PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) juga mengalami penurunan dari harga tertinggi Rp292 per saham, saat ini ditutup pada harga Rp126 per saham. Saham PBRX tercatat telah turun 48,78 persen sejak awal tahun.
"Ini yang menjadi perhatian. Bahkan kalau harga kapas naik, potensi harga pokok produksi (HPP) menggerus margin akibat kenaikan bahan baku, tapi, kalau dinaikkan, nanti akan mencederai daya beli," ujar dia.
Baca Juga
Nico pun tidak menyarankan investor untuk masuk ke saham-saham emiten tekstil lainnya. Menurutnya, masih banyak sektor lainnya yang saat ini lebih menjanjikan.
"Seperti perbankan, teknologi, komoditas, lebih baik cari sektor yang lebih pasti," ucapnya.