Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup MNC milik taipan Hary Tanoe, PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) menegaskan rencana merger anak perusahaannya PT Asia Vision Network (AVN) dengan Malaca Straits Acquisition Company batal dilaksanakan.
Pembatalan merger tersebut memengaruhi keberlangsungan pendirian MNC Entertainment Limited. Rencananya, MNC Entertainment Limited akan didirikan di Cayman Island untuk keperluan merger.
Malaca Straits Acquisition Company merupakan special-purpose acquisition company (SPAC) atau perusahaan cangkang yang telah terdaftar di Nasdaq dengan kode saham MLAC.
Sekretaris Perusahaan IPTV Muharzi Hasril menyebutkan MNC Entertainment Limited kemungkinkan akan digunakan atau dibubarkan sesuai dengan rencana perseroan.
"Perseroan akan mempergunakan MNC Entertainment Limited atau melakukan pembubaran, disesuaikan dengan rencana-rencana pengembangan kegiatan perseroan atau anak perusahaan perseroan," paparnya dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (11/10/2021).
Adapun, perseroan menegaskan pembatalan merger ini telah bersifat final. Muharzi menuturkan pembatalan ini tidak berdampak pada kegiatan dan kinerja keuangan IPTV maupun AVN.
Baca Juga
"Keputusan pembatalan merger antara AVN dan MLAC sudah bersifat final. Perseroan belum mempertimbangkan adanya kemungkinan untuk melanjutkan rencana merger tersebut" jelasnya.
Rencananya, aski merger ini dapat rampung pada III/2021. Dengan merger ini nantinya AVN akan terdaftar di Nasdaq sebagai perusahaan induk baru Indonesia yang terdaftar di Amerika.
Sebelumnya, proses transaksi merger ini telah diproses sejak Semester II/2020, tapi perseroan baru mengumumkan AVN telah resmi menandatangani perjanjian penggabungan dengan MLAC pada Maret 2021.
Dalam keterangannya, aski megger ini diperkirakan nilai valuasi perusahaan akan mencapai US$573 juta. Nilai perusahaan tersebut dengan estimasi kurs Rp14.000 per dolar AS maka setara dengan Rp8,02 triliun.
Namun, rencana penggabungan ini dibatalkan pada 18 September 2021. Dalam keterangan IPTV, perseroan menjelaskan pada 2021 transaksi SPAC di Nasdaq sedang ramai sehingga memengaruhi valuasi dan dianggap overcrowded.
Hal lain yang melatarbelakangi keputusan di atas adalah makin bergairahnya investor di Bursa Efek Indonesia terhadap perusahaan yang bergerak di bidang digital termasuk fokus bisnis AVN.