Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi gagal bayar raksasa properti China, Evergrande, menjadi perhatian emiten konstruksi dalam negeri, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan, secara langsung, dampak gagal bayar Evergrande memang belum terasa bagi perseroan.
"Tapi, sebagian dari kondisi ini menyebabkan harga material meningkat cukup signifikan, sebagai contoh material besi," kata Destiawan, dikutip Senin (11/10/2021).
Destiawan memperkirakan, peningkatan harga material ini bisa berdampak ke material lainnya. Khususnya, material yang diimpor dari China dan material dengan bahan dasar yang berasal dari Negeri Tirai Bambu itu.
"Sedikit demi sedikit akan mulai terasa efeknya. Mudahan ini bisa teratasi dan bisnis konstruksi di Indonesia bisa berjalan baik," ucapnya.
Sementara, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma menuturkan, Evergrande bukan hanya menjadi perhatian WSKT, tetapi, juga emiten secara umum dan negara terdekat yang banyak berhubungan dengan China.
Baca Juga
Taufik melihat, kasus Evergrande tidak hanya akan berdampak buruk bagi perseroan, tetapi, juga memberikan dampak positif.
"Kami melihat efek Evergrande ini akan cukup positif bagi investor, karena dengan adanya kasus Evergrande, aliran dana itu akan tertarik keluar dari beberapa titik di sana," ujarnya.
Keluarnya dana dari China diharapkan membawa keuntungan bagi WSKT. Taufik berharap dana asing yang keluar dari China, bisa menjadi sumber perolehan investasi yang akan dilakukan WSKT dalam bentuk rights issue di kuartal ini.
"Ini kesempatan terjadinya perpindahan portofolio investasi dari investor," katanya.