Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalbe Farma Proyeksi Kinerja Ekspor Bertumbuh pada 2021

Kalbe Farma dengan sandi saham KLBF memfokuskan ekspor ke beberapa produk inti yang sudah menjadi andalan perseroan.
Layar menampilkan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan pemaparan saat kunjungan virtual ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (28/1).Bisnis/Arief Hermawan P
Layar menampilkan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan pemaparan saat kunjungan virtual ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (28/1).Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) optimistis kinerja ekspor perseroan cenderung bertumbuh pada 2021, meskipun sempat terganggu pengaruh pandemi Covid-19.

Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius menyampaikan emiten bersandi KLBF ini memfokuskan ekspor kepada beberapa produk inti yang sudah menjadi andalan perseroan. Negara-negara sasaran ekspor pun masih dipusatkan di wilayah Asia Tenggara.

"Kami akan fokuskan beberapa produk inti seperti produk nutrisi dan beberapa produk OTC sambil menjalin kerja sama distribusi baru untuk penetrasi pasar yang lebih dalam," paparnya kepada Bisnis, Minggu (10/10/2021).

Adapun, pabrik baru di Myanmar yang sudah selesai dan mendapatkan sertifikasi BPOM setempat akan mulai berproduksi pada akhir tahun ini dan langsung berjualan.

Vidjong mengungkapkan pertumbuhan ekspor perseroan diharapkan tetap stabil hingga akhir tahun ini, walaupun sempat terganggu pandemi Covid-19 yang membuat lockdown beberapa negara.

"Ekspor Kalbe pertumbuhannya sepanjang tahun ini diharapkan cukup stabil dengan pertumbuhan positive single digit. Masih ada pengaruh pandemi karena negara Asean sampai saat ini masih lockdown," jelasnya.

Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menargetkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp1 triliun tahun ini. Realisasinya hingga semester I/2021 baru mencapai Rp235 miliar.

Corporate Secretary dan Investor Relations Kalbe Farma Lukito Kurniawan Gozali menjelaskan KLBF memiliki 15 fasilitas produksi yang membutuhkan belanja modal antara Rp300-Rp400 miliar untuk kebutuhan perawatan.

Menurutnya, tahun ini ada sejumlah investasi lain tetapi tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Investasi KLBF tahun ini lebih banyak untuk kebutuhan riset dan pengembangan selain investasi rutin yang dikeluarkan.

Secara historis, KLBF merealisasikan belanja modal Rp1,16 triliun pada 2017, Rp1,3 triliun pada 2018, dan Rp1,73 triliun pada 2019, baru pada 2020 investasi yang dikeluarkan di bawah Rp1 triliun yakni Rp927 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, KLBF mencetak pendapatan Rp12,37 triliun meningkat 6,6 persen dari Rp11,6 triliun pada periode semester I/2020.

Beban pokok penjualan juga meningkat menjadi Rp6,97 triliun dari Rp6,35 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Walhasil, laba kotor tercatat Rp5,39 triliun naik tipis dari Rp5,25 triliun pada paruh pertama tahun lalu.

Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KLBF menjadi Rp1,49 triliun naik 7,93 persen dari Rp1,38 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper