Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalbe Farma (KLBF) Pertahankan Target di Tengah Pandemi

PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) tetap mempertahankan target ekspornya dan fokus kepada beberapa produk inti yang sudah menjadi andalan perseroan.
Kantor PT Kalbe Farma Tbk./kalbe
Kantor PT Kalbe Farma Tbk./kalbe

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menyebutkan kinerja ekspor sempat terganggu pengaruh pandemi Covid-19. Kendati demikian, target pertumbuhan ekspor single digit tetap dipasang hingga akhir tahun.

Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan pertumbuhan ekspor perseroan diharapkan tetap stabil hingga akhir tahun ini. Target itu dipertahankan walaupun sempat terganggu akibat pandemi Covid-19 sehingga beberapa negara mengalami lockdown.

"Ekspor Kalbe pertumbuhannya sepanjang tahun ini diharapkan cukup stabil dengan pertumbuhan positive single digit.  Masih ada pengaruh pandemi karena negara Asean sampai saat ini masih lockdown," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (10/10/2021).

Lebih lanjut, emiten bersandi KLBF ini memfokuskan ekspor kepada beberapa produk inti yang sudah menjadi andalan perseroan. Negara-negara sasaran ekspor pun masih dipusatkan di wilayah Asia Tenggara.

"Kami akan fokuskan beberapa produk inti seperti produk nutrisi dan beberapa produk OTC sambil menjalin kerja sama distribusi baru untuk penetrasi pasar yang lebih dalam," paparnya.

Adapun, pabrik baru di Myanmar yang sudah selesai dan mendapatkan sertifikasi BPOM setempat akan mulai berproduksi pada akhir tahun ini dan langsung berjualan.

Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menargetkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp1 triliun tahun ini. Realisasinya hingga semester I/2021 baru mencapai Rp235 miliar.

Corporate Secretary dan Investor Relations Kalbe Farma Lukito Kurniawan Gozali menjelaskan perseroan sudah menjalankan strategi belanja modal cukup ekspansif selama beberapa tahun terakhir.

"Tahun lalu kami sudah selesaikan pabrik produksi di Deltamas, Cikarang dan Myanmar. Jadi tahun ini lebih banyak untuk investasi rutin, kami sudah gunakan Rp235 miliar belanja modal untuk perawatan fasilitas produksi," jelasnya dalam konferensi pers, Rabu (8/9/2021).

Kalbe Farma, terangnya memiliki 15 fasilitas produksi yang membutuhkan belanja modal antara Rp300-Rp400 miliar untuk kebutuhan perawatan.

Menurutnya, tahun ini ada sejumlah investasi lain tetapi tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Investasi KLBF tahun ini lebih banyak untuk kebutuhan riset dan pengembangan selain investasi rutin yang dikeluarkan.

Secara historis, KLBF merealisasikan belanja modal Rp1,16 triliun pada 2017, Rp1,3 triliun pada 2018, dan Rp1,73 triliun pada 2019, baru pada 2020 investasi yang dikeluarkan di bawah Rp1 triliun yakni Rp927 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, KLBF mencetak pendapatan Rp12,37 triliun meningkat 6,6 persen dari Rp11,6 triliun pada periode semester I/2020.

Beban pokok penjualan juga meningkat menjadi Rp6,97 triliun dari Rp6,35 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Walhasil, laba kotor tercatat Rp5,39 triliun naik tipis dari Rp5,25 triliun pada paruh pertama tahun lalu.

Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KLBF menjadi Rp1,49 triliun naik 7,93 persen dari Rp1,38 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper