Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM NOTES: Ganti Pengurus BBRI dan Bangkitnya Saham Unilever (UNVR)

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mengganti struktur dewan komisaris, yang disahkan dalam RUPSLB Kamis (7/10/2021).
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Sunarso/Istimewa
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Sunarso/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kontroversi kehadiran Rektor UI Ari Kuncoro dalam struktur dewan komisaris PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) akhirnya resmi berakhir. Kamis (7/10/2021). bank dengan aset terbesar di Indonesia itu resmi melakukan perombakan kepengurusan, di mana Rofikoh Rohim ditunjuk menjadi pengganti Ari.

Kepekaan terhadap UMKM menjadi salah satu alasan pemegang saham menyetujui kehadiran Rofikoh. Pasalnya, hal ini akan sesuai dengan visi dan ambisi BBRI menjadi bank pelat merah yang berfokus pada segmen pelaku usaha kecil.

Saat ini Rofikoh Rokhim merupakan Guru Besar di FEB Universitas Indonesia. Sebelumnya, Rofikoh merupakan Komisaris Independen Bank BRI, yang saat ini posisinya digantikan oleh Heri Sunaryadi.

1. Melihat Strategi Berkelanjutan BRI (BBRI) hingga Penunjukan Pengurus Baru

Rofikoh juga pernah dikirim Bursa Efek Jakarta untuk studi banding ke London Stock Exchange untuk melihat mekanisme papan pengembangan untuk UMKM go public.

Di sisi lain BRI juga menunjukkan komitmennya untuk menerapkan praktik keuangan yang berkelanjutan.

Komitmen BRI itu tercermin dari kinerja perseroan. Hingga akhir kuartal II/2021, sebanyak 64,5 persen dari total kredit atau Rp588,6 triliun merupakan portofolio berkelanjutan yang disalurkan pada UMKM, kegiatan bisnis berbasis energi baru terbarukan, clean transportation, green building dan lain-lain.

Ulasan lebih lanjut tentang pergantian kepengurusan dan strategi BBRI dapat Anda baca di sini.

 

2. Saham Unilever (UNVR) Bangkit, Bagaimana Prospek Kinerja 2022?

Setelah mengalami koreksi kinerja dan pergerakan saham yang kurang menggembirakan, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mulai nenunjukkan sinyal bangkit.

Pada perdagangan Kamis (7/10), saham UNVR bahkan mengalami kenaikan harga 13,11 persen. Tepatnya dari posisi Rp4.270 menjadi Rp4.830 per saham. Banderol ini memang masih jauh dari harga awal tahun, namun menjadi pelipur lara bagi para investor emiten konsumer tersebut.

Analis MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan mengatakan UNVR memiliki potensi rebound ketika mobilitas dan daya beli masyarakat kembali normal. Seperti diketahui, UNVR memiliki return on equity (ROE) di atas 100 persen dan lebih tinggi dari rata-rata ROE industri sebesar 4,58 persen.

Untuk jangka panjang, potensi kenaikan harga saham UNVR juga masih dinilainya menjanjikan. Salah satunya ditopang oleh sejumlah strategi perseroan untuk mengembalikan kinerja bisnisnya.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, UNVR membukukan penurunan penjualan bersih sebesar 7,34 persen menjadi Rp20,17 triliun dari sebelumnya Rp21,77 triliun. Laba sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EBITDA) tercatat turun 13,98 persen menjadi Rp4,55 triliun pada semester I/2021 dari sebelumnya Rp5,29 triliun pada semester II/2021.

Pembahasan selanjutnya terkait UNVR dapat Anda baca di sini.

 

3. Kilau Bisnis Emas Indika Energy (INDY), Poles Saham ke Rp2.500?

PT Indika Energy Tbk. (INDY) sepertinya tidak main-main dalam melakukan diversifikasi ke bisnis pertambangan emas. 

Grup konglomerasi digagas oleh pengusaha kawakan Sudwikatmono itu baru-baru ini melepas kepemilikan di emiten pelayaran PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS). Namun, di sisi lain, INDY melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo juga agresif menambah modal dan kepemilikan mereka terhadap perusahaan penambang emas Nusantara Resources Limited.

Nusantara Resources Limited merupakan perusahaan pertambangan emas yang listing di Bursa Australia yang memiliki 100 persen saham pertambangan Awak Mas yang terletak di Sulawesi Selatan.

Proyek Awak Emas itu memiliki perkiraan cadangan ore sebesar 1,1 juta ounce dan sumber daya sebesar 2 juta ounce di provinsi tersebut dengan total investasi sebesar US$150 juta—US$200 juta.

Dalam perkembangannya, hingga pertengahan September 2021, manajemen INDY menyampaikan proyek Awak Mas sedang dalam penyelesaian tahap Front-End Enginering Design (FEED). Ke depan, selambat-lambatnya per 2024, tambang emas Anak Mas ditargetkan bisa menghasilkan produksi emas 100.000 ons per tahun.

Lantas bagaimana prospek saham INDY seiring aksi korporasi tersebut? Pembahasannya dapat Anda baca di sini.

 

4. Sinyal Kuat IPO Mitratel, Beri Tenaga Saham Telkom (TLKM)?

Kementerian BUMN kembali menegaskan kepercayaan dirinya untuk mengirim PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) ke lantai bursa. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga bahkan berani menggaransi IPO perusahaan menara telekomunikasi itu akan bergulir sebelum pergantian tahun.

Arya juga meyakini investor akan mersepons positif kehadiran Mitratel di bursa. Keyakinan itu terutama didasari oleh perluasan bisnis Mitratel yang belakangan juga agresif terjun ke segmen kabel serat optik.

Saham TLKM pun ikut terpacu seiring pengumuman tersebut. Dalam 3 bulan terakhir, investor asing telah melakukan aksi borong saham emiten ini dengan net buy di atas Rp4 triliun. Saham TLKM juga dalam tren penguatan harga tajam dalam sebulan terakhir.

Tidak aneh bila rencana IPO Mitratel menjadi sentimen bahan bakar yang bikin permintaan saham TLKM ngegas. Pasalnya, aksi korporasi tersebut akan mengkristalisasi nilai protofolio menara dalam grup. Optimalisasi bisnis ini cenderung dapat memberikan dampak baik terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Selain itu, IPO Mitratel juga dapat menciptakan arbitrase nilai relatif untuk saham TLKM, mengingat perusahaan-perusahaan menara telekomunikasi biasanya memiliki valuasi yang tinggi.

Pembahasan selanjutnya dapat Anda baca di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper