Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Fokus ke Data Tenaga Kerja AS, Harga Emas Menguat Tipis

Penguatan itu terjadi di tengah penurunan imbal hasil obligasi pemerintah, meskipun dolar yang lebih kuat membatasi kenaikan logam safe-haven.
Emas batangan./bloomberg
Emas batangan./bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat tipis pada perdagangan yang ketat pada akhir transaksi Rabu (6/10/2021).

Penguatan itu terjadi di tengah penurunan imbal hasil obligasi pemerintah, meskipun dolar yang lebih kuat membatasi kenaikan logam safe-haven, dengan para investor menunggu data pasar tenaga kerja AS yang akan dirilis akhir pekan ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, merangkak naik US$0,9 atau 0,05 persen, menjadi US$1.761,80 per ounce.

Sehari sebelumnya, Selasa (5/10/2021), emas berjangka merosot US$6,7 atau 0,38 persen menjadi US$1.760,90.

Emas berjangka terangkat US$9,2 atau 0,52 persen menjadi US$1.776,60 pada Senin (4/10/2021), setelah naik moderat US$1,4 atau 0,08 persen menjadi US$1.758,40 pada Jumat (1/10/2021), dan melambung US$34,1 atau 1,98 persen menjadi US$1.757 pada Kamis (30/9/2021).

"Harga emas banyak bergantung pada data penggajian non-pertanian AS, dengan logam kemungkinan akan bergerak menyamping sampai saat itu," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, dilansir Antara, Kamis (7/10/2021).

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun setelah mencapai level tertinggi lebih dari tiga bulan, tetapi tetap di atas 1,5 persen.

Mengambil isyarat dari lonjakan harga-harga energi yang dapat memacu inflasi dan kenaikan suku bunga, dolar AS menguat, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dan membatasi kenaikan lebih lanjut.

Emas berada di bawah tekanan tambahan karena Automated Data Processing Inc. melaporkan pada Rabu (6/10/2021) bahwa pekerjaan sektor swasta meningkat 568.000 pada September, lebih baik dari yang diharapkan.

Menyusul data yang menunjukkan kenaikan kuat pada lapangan pekerjaan swasta AS pada September, fokus investor beralih ke data penggajian non-pertanian (NFP) utama AS pada Jumat (8/10/2021) yang diperkirakan akan menentukan rencana tapering Federal Reserve.

Xiao Fu, kepala strategi pasar komoditas di Bank of China International, mengatakan bahwa meskipun data penggajian nonpertanian tidak spektakular dan sesuai dengan harapan, beberapa anggota Fed sudah berpikir bahwa persyaratan untuk tapering telah terpenuhi, dan itu memberi tekanan pada emas.

Pengurangan stimulus dan suku bunga yang lebih tinggi dapat menurunkan daya tarik emas, karena hal itu berarti peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 7,6 sen atau 0,34 persen, menjadi ditutup pada US$22,532 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik US$17,4 atau 1,81 persen menjadi ditutup pada US$977,2 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper