Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

S&P Turunkan Peringkat BUMI Jadi CCC, Ini Tanggapan Manajemen

S&P menilai BUMI menghadapi kesulitan yang semakin meningkat dalam membayar utang tahap-A dan tahap-B pada saat jatuh tempo pada Desember 2022 yang jumlahnya mencapai US$1,2 miliar.
Dileep Srivastava. /bumiresource
Dileep Srivastava. /bumiresource

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat S&P menurunkan peringkat PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) lantaran adanya kesulitan pembayaran utang meskipun harga batu bara tengah memanas.

Berdasarkan laporannya, S&P juga memberikan outlook negatif kepada emiten bersandi BUMI tersebut lantaran tingkat pembayaran Bumi yang lambat saat ini.

S&P menilai BUMI menghadapi kesulitan yang semakin meningkat dalam membayar utang tahap-A dan tahap-B pada saat jatuh tempo pada Desember 2022 yang jumlahnya mencapai US$1,2 miliar.

Pasalnya, Kaltim Prima Coal (KPC), sebagai penyumbang dividen terbesar, hanya membayar US$42 juta ke BUMI pada semester pertama lalu, meski EBITDA KPC naik 67 persen secara year on year (yoy). Sementara itu, Arutmin Indonesia tidak membayar dividen meski memiliki kas US$93 juta dan EBITDA US$68 juta.

“Oleh karena itu kami menurunkan peringkat kredit emiten pada perusahaan yang berbasis di Indonesia menjadi 'CCC' dari 'CCC+'. Kami juga menurunkan peringkat penerbitan kami atas utang tranche-A dan tranche-B yang dijamin Bumi,” tulis S&P.

Menanggapi hal ini, Director & Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava mengatakan agar tak langsung menilai negatif pada perseroan dan pelaku pasar lebih bijaksana mengamati pembayaran utang.

“Kami akan mulai bulan ini dan seterusnya. Sekarang tidak sama kondisinya dengan 2017. Terlalu banyak faktor geopolitik dan pandemi yang nampaknya diabaikan,” kata dia pada media, Kamis (7/10/2021).

Ke depan, strategi BUMI sudah menyusun rencana untuk mempercepat pelunasan pokok utang dan menyelesaikan pembayaran Tranche A pada akhir 2022. Kemudian, BUMI juga akan melakukan konversi sisa Obligasi Wajib Konversi menjadi ekuitas lebih awal dari tenor resmi pada 2024.

BUMI juga berencana membiayai kembali sisa utang dengan bunga yang lebih rendah dan mencapai struktur modal yang seimbang ke tingkat yang optimal dalam 2-3 tahun ke depan.

“BUMI sudah membayar tunai US$365 juta sejak April 2018 meskipun dihadapkan dengan situasi menantang. Pembayaran selanjutnya akan dilakukan pada 18 Oktober 2021 dan jumlahnya akan 4-5 kali lebih besar dari pembayaran pada Juli 2021,” jelasnya.

Dari sisi saham, hari ini per pukul 13.35 WIB, harga saham BUMI juga turun 6 poin atau 6,52 persen ke 86 setelah bergerak di kisaran Rp86-Rp88 sepanjang sesi pertama. Saham BUMI hari ini juga membukukan pembelian bersih oleh asing senilai Rp1,06 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper