Bisnis.com, JAKARTA – Investor ritel kelas kakap, Lo Kheng Hong, mengungkapan ada dua alasan mengapa dirinya bisa bertahan di saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang saat itu anjlok.
Lo Kheng Hong menuturkan memiliki pengalaman buruk ketika berinvestasi di saham BUMI. Tak tanggung-tanggung, dia pernah memegang 1 miliar saham atau pada saat itu setara dengan 2,7 persen. Namun sayangnya, saham BUMI ambles ke harga Rp50.
Pak Lo, sapaan akrabnya, tidak melepas saham BUMI atau cut loss ketika di harganya Rp50 sampai dia berhasil melepas saham ini seharga Rp500 pada 2017 lalu.
“Saya bisa bertahan karena saya tahu perusahaan yang saya beli itu terlalu murah dan yang kedua terjadi mujizat harga saham di pasar Rp50 dan bisa dikonversikan Rp926 serta harga batu bara naik ke US$100,” paparnya dalam unggahan YouTube Hungry Stock, Rabu (1/9/2021).
Dia mengatakan pada saat itu, BUMI memiliki punya cadangan batu bara senilai 3 juta ton. Dengan asumsi, ketika harga batu bara berada di level US$100 maka BUMI memiliki kekayaan sebesar US$300 miliar.
Dia menambahkan pada saat itu, jumlah saham BUMI yang beredar sekitar 20 miliar, jika dikalikan Rp50 maka nilai sahamnya berada di kisaran US$700 juta.
Baca Juga
"Tentu saya bisa bertahan, masa saya punya perusahaan yang memiliki cadangan batu baranya US$300 miliar sedangkan valuasinya di bursa hanya US$700 juta," imbuhnya.
Faktor lainnya yang dinilai Pak Lo membuatnya bertahan adalah bantuan dari Tuhan. Dia mengatakan ketika BUMI hampir dipailitkan dan masuk dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) itu merupakan masa perjuangannya.
“Mujizat karena harga sahamnya dari Rp50 bisa dikonversikan ke Rp926, mujizat kedua harga batu bara uang US$50 bisa naik ke US$100, harga saham nya naik ke Rp500 dan saya keluar, uang saya balik,” pungkasnya.