Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpotensi Terus Bertahan di Atas 6.200, Pilih Saham LQ45

Investor direkomendasikan untuk mencermati saham-saham indeks LQ45. Terutama saham-saham sektor batu bara yang ditopang oleh pergerakan harga komoditas.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi minim potensi kembali ke level 6.000 atau 6.100 meskipun ada gelombang ketiga pandemi.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan potensi IHSG turun hingga ke 6.000 atau 6.100 akan sangat kecil. Pasalnya sampai dengan akhir tahun pasar tengah diliputi katalis positif.

“Tidak ada potensi turun antara 6.000 sampai dengan 6.1000 kembali,” katanya kepada Bisnis pada Selasa (5/10/2021).

William menilai satu-satunya katalis negatif yang bisa mengganggu pergerakan IHSG hanya gelombang ketiga covi-19. Namun dia yakin jika efek itu hanya akan temporer.

Oleh sebab itu, William optimistis IHSG bisa melaju hingga kisaran 6.400 sampai dengan akhir tahun. Dia menilai momentum window dressing akan menambah rasa lapar para investor.

“IHSG kemungkinan sampai akhir tahun bergerak ke kisaran 6.400. Katalis positifnya menurut saya adalah window dressing,” katanya.

William merekomendasikan bagi para investor untuk mencermati saham-saham indeks LQ45. Terutama saham-saham sektor batu bara yang ditopang oleh pergerakan harga komoditas.

Adapun saham-saham pilihan utama William adalah ASII dengan target harga Rp5.825, BBRI Rp4.250, TLKM Rp3.700, ADRO Rp1.900 sampai dengan Rp2.200, PTBA Rp3.300 dan DOID Rp412.

Sebelumnya, William mengatakan IHSG tengah dalam siklus sideways sepanjang tahun ini. Pasalnya, pasar tengah melakukan beberapa penyeimbangan atas kenaikan pada tahun lalu.

Seperti diketahui, IHSG sempat turun ke bawah level 4.000 hingga akhirnya ditutup pada level 5.979 atau terkoreksi 5,09 persen pada tahun lalu. “Karena pada 2020 sudah melalukan reli duluan, tahun ini banyak adjustment, terjadi perpindahan arus dana juga, dan prosesnya memang lama,” katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, IHSG cenderung sideways beberapa waktu belakangan. William menilai saat ini yang ditengah tunggu oleh pasar adalah momentum window dressing akhir tahun. Dia optimistis momen tersebut akan menjadi titik balik bagi pergerakan pasar modal.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper