Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Larang Perdagangan Kripto, Produk DeFi Malah Cuan

Token di sektor decentralized finance (DeFi) tidak terpengaruh dengan kebijakan China yang melarang perdagangan kripto.
Mata uang crypto Ethereum Emas pada dolar AS/ANTARA-Shutterstock/pri.
Mata uang crypto Ethereum Emas pada dolar AS/ANTARA-Shutterstock/pri.

Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan pemerintah China yang melarang penggunaan kripto, membuat Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH) dan mayoritas pasar kripto kembali rontok. Namun, beberapa token tak terpengaruh dan justu meraih cuan.

Kebijakan pemerintah China mengalami FUD (Fear, Uncertainty and Doubt) dalam waktu yang hampir bersamaan. FUD pertama muncul, ketika perusahaan real estate raksasa, The Evergrande Group mengalami krisis finansial.

Meski kebijakan larangan tersebut membuat jatuh mayoritas aset kripto, namun token di sektor decentralized finance (DeFi) justru tidak terpengaruh dengan kebijakan China, seperti Uniswap, Pancakeswap dan ShusiSwap.

Berdasarkan pantuan di coinmarketcap pada Senin (27/9/2021), coin UNI sempat melejit 23 persen lebih. Hal ini menunjukan, aset kripto yang memiliki underlying decentralized, tidak begitu terpengaruh dengan kebijakan larangan sebuah negara atas penggunaan mata uang kripto.

“Hal ini pula yang menjadi momentum bagus bagi litedex.io untuk menghadirkan produk-produk DeFi-nya, seperti LDX Token. LDX Token sendiri sudah terverifikasi di Binance Smart Chain [BSC] dan akan segera listing di platform sendiri, litedex.io dan beberapa platform global lainnya,” ujar Chief Strategy Officer Litedex.io, Harris Sutresna dalam keterangan pers, dikutip Selasa (28/9/2021).

Hariis mengatakan, transaksi aset digital dengan underlying decentralized exchange, tidak melibatkan pihak ketiga. Artinya, langsung dilakukan pada wallet user ke wallet user lainnya, berbasiskan teknologi blockchain.

Menurut Harris, skema transaksi ini membuat aset kripto di sektor DeFi yang berbasis Decentralized Exchange, seperti UNI justru melejit, meski pasar sedang dalam tekanan dahsyat dari beberapa negara yang sedang memerangi mata uang digital.

“Sebaliknya, produk kripto dari sektor non-DeFi sangat terdampak oleh FUD China tersebut,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper