Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat menguat dua hari berturut-turut pada akhir perdagangan Senin (27/9/2021), didukung oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS menjelang pidato sejumlah pejabat Federal Reserve pekan ini.
Dilansir dari Antara, Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun yang jadi acuan mencapai level tertinggi tiga bulan di 1,516 persen pada Senin (27/9).
Para pejabat Fed, termasuk satu anggota dewan berpengaruh, pada Senin (27/9) mengaitkan pengurangan pembelian obligasi bulanan Fed dengan pertumbuhan pekerjaan yang berkelanjutan, dengan laporan ketenagakerjaan September sekarang menjadi pemicu potensial untuk tapering obligasi bank sentral.
Sementara itu, Gubernur The Fed Jerome Powell akan bergabung dengan Menteri Keuangan Janet Yellen untuk berbicara di depan Kongres pada Selasa waktu setempat.
Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,1 persen menjadi 93,37 pada Senin.
Dolar AS juga memperpanjang kenaikan setelah data menunjukkan pesanan baru dan pengiriman barang modal utama buatan AS meningkat kuat pada Agustus, naik 0,5 persen di tengah permintaan yang kuat untuk komputer dan produk elektronik.
Baca Juga
Imbal hasil AS naik ke level tertinggi sejak akhir Juni untuk mengantisipasi kebijakan moneter yang lebih ketat setelah The Fed mengumumkan pekan lalu bahwa mungkin mulai mengurangi stimulus segera setelah November dan kenaikan suku bunga mungkin mengikuti lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Seberapa banyak tapering itu sendiri bukanlah kejutan, akhir yang lebih awal dari programnya akan memperkuat bahwa risiko penurunan terhadap dolar AS telah berkurang," Mazen Issa, ahli strategi senior valas di TD Securities, menulis dalam sebuah catatan riset.
TD Securities memperkirakan The Fed akan mengakhiri program pelonggaran kuantitatif pada Juni 2022.
"Jika putaran tapering terakhir merupakan indikasi, sekitar setengah dari kenaikan siklikal dolar AS diamati tiga bulan setelah tapering," tambahnya.