Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan, Jumat (24/9/2021) berpotensi bergerak dalam rentang konsolidasi. Kejelasan tapering Federal Reserve menjadi sentimen pendorong.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan perjalanan kenaikan IHSG terlihat masih bersifat teknikal rebound, kenaikan masih mungkin dapat terjadi mengingat IHSG terlihat cukup kuat menjaga support level terdekatnya.
Namun lanjut William, masih minimnya sentimen yang dapat mem-booster kenaikan IHSG serta capital inflow yang belum terlihat bertumbuh secara signifikan, cukup menjadi tantangan untuk dapat mendorong kenaikan IHSG.
“Jumat (24/9/2021), IHSG berpotensi berada bergerak dalam rentang konsolidasi,” tulisnya dalam publikasi riset, dikutip Kamis (23/9/2021).
Menurut William secara teknikal IHSG akan bergerak di rentang konsolidasi di level 5.966-6.202. Rekomendasi sejumlah saham pilihannya ialah ITMG, BBCA, AKRA, AALI, ICBP, BBRI, ASRI.
Pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (23/9/2021), IHSG ditutup menguat dengan kenaikan 0,56 persen atau 34,45 poin ke level 6.142,71. Sepanjang hari, indeks bergerak di rentang 6.117,58 - 6.148,15.
Baca Juga
Adapun, sebanyak 260 saham bergerak di zona hijau, 257 saham menurun, sedangkan 146 saham tidak berubah dari harga penutupan sehari sebelumnya.
Total transaksi hari ini tercatat sebanyak Rp13,22 triliun. Sementara investor asing melakukan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp870,98 miliar dengan pembelian terbanyak pada saham BBRI sebanyak Rp759,2 miliar dan BBCA sebesar Rp170,6 miliar.
Sementara itu, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral Amerika Serikat dapat memulai pengurangan program pembelian obligasi atau tapering pada November tahun ini dan menyelesaikan prosesnya pada pertengahan 2022.
Dilansir Bloomberg, Powell yang menjelaskan langkah pertama bank sentral AS untuk menarik dukungan pandemi darurat untuk ekonomi, mengatakan kepada wartawan bahwa tapering bisa dilakukan segera setelah pertemuan kebijakan berikutnya.
Rencana tapering ini mengacu pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed selanjutnya pada 2-3 November 2021. Namun, ia mengungkapkan tetap membuka kemungkinan untuk menundanya lebih lama jika diperlukan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.