Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Buka Peluang Konglomerasi Lakukan Merger dan Akuisisi

Pandemi membuat merger dan akuisisi lebih banyak terjadi, seperti yang dilakukan konglomerasi besar seperti Grup Djarum dan Grup Emtek.
Miliarder Indonesia Michael Bambang Hartono, salah satu pemilik Djarum Group, berfoto setelah wawancara di Jakarta, Indonesia, pada 21 Agustus 2018. Hartono, salah satu orang terkaya di Indonesia, yang pundi-pundi kekayaannya berasal dari tembakau, perbankan, dan telekomunikasi, adalah seorang taipan dan juga pemain bridge profesional berusia 78 tahun. Bloomberg/Dimas Ardian
Miliarder Indonesia Michael Bambang Hartono, salah satu pemilik Djarum Group, berfoto setelah wawancara di Jakarta, Indonesia, pada 21 Agustus 2018. Hartono, salah satu orang terkaya di Indonesia, yang pundi-pundi kekayaannya berasal dari tembakau, perbankan, dan telekomunikasi, adalah seorang taipan dan juga pemain bridge profesional berusia 78 tahun. Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung satu setengah tahun disebut membuka peluang bagi perusahaan besar melakukan akuisisi ataupun merger.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, akuisisi yang marak dilakukan grup-grup perusahaan besar akhir-akhir ini merupakan akibat dari Covid-19. Menurutnya, pandemi membuat merger dan akuisisi lebih banyak terjadi.

"Kalau kita lihat lagi, Covid-19 memberikan lebih banyak peluang bagi perusahaan modal besar atau kapitalisasi besar melakukan apa yang dulunya tidak bisa dilakukan, seperti akuisisi," kata Nico dihubungi, Kamis (16/9/2021).

Nico melanjutkan, Covid-19 juga membuka peluang bagi perusahaan besar mengambil alih perusahaan lain dengan valuasi yang lebih murah daripada sebelumnya.

Sebagaimana diketahui, saat ini beberapa grup perusahaan besar tengah gencar melakukan akuisisi. Grup Djarum misalnya, hari ini melalui PT Global Digital Niaga atau Blibli.com mengakuisisi PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC).

Sebelumnya, grup milik konglomerat konglomerat Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono ini juga tercatat mencaplok saham mayoritas PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) melalui PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).

Selain Grup Djarum, Grup Emtek melalui PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) mengakuisisi emiten rumah sakit PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK). Lalu, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) juga tercatat akan melakukan akuisisi saham PT Link Net Tbk. (LINK), dari Grup Lippo.

"Sebagai salah satu langkah melakukan diversifikasi bisnis yang sebenarnya sudah sejak lama ingin dilakukan, langkah akuisisi sudah cukup tepat," ujar Nico.

Adapun Nico menuturkan investor perlu memperhatikan beberapa hal dari aksi akuisisi. Pertama, yaitu aspek strategis. Menurutnya, tidak mungkin sebuah perusahaan melakukan akuisisi jika tidak mendatangkan keuntungan. Aspek kedua, adalah tujuan akuisisi dan ketiga, nilai tambah bagi bisnis perusahaan.

"Ini yang harus diperhatikan investor, apakah dengan dilakukannya akuisisi ini menambah nilai bisnis," tutur dia.

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menuturkan, investor harus memperhatikan tujuan dari akuisisi tersebut dan harga akuisisi.

"Selain itu, upaya manajemen untuk meningkatkan kinerjanya pasca akuisisi tersebut," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Saumi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper