Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. (ISAT) akan melalui berbagai tahapan sebelum menandatangani perjanjian penggabungan dengan Hutchison 3 pada 1 Desember 2021.
Berdasarkan keterangan yang diterbitkan di Harian Bisnis Indonesia, Indosat akan menandatangani akta penggabungan dengan Hutchison pada 1 Desember. Pada tanggal yang sama perusahaan hasil merger juga akan mulai efektif.
Sebelumnya, Indosat akan meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 November 2021.
Adapun pada 23 Desember 2021, unit usaha anyar ditargetkan selesai melakukan pembelian saham kembali. Lalu pada hari berikutnya keduanya perlu membuat pengumuman di surat kabar.
Berikut jadwal rencana merger Indosat dan Tri.
Baca Juga
Adapun pada perdagangan sesi I pukul 09.45, Jumat (17/9/2021) saham ISAT justru terpantau melemah 3,16 persen. Operator telekomunikasi itu dibuka pada level tertinggi Rp7.550 namum terkoreksi menjadi Rp6.900.
Managing Director of Ooredoo Group Aziz Aluthman Fakhroo mengatakan kesepakatan ini adalah suatu langkah besar untuk mencapai visi kita bersama dalam menciptakan nilai yang luar biasa untuk para pelanggan dan pemegang saham lewat penggabungan dua perusahaan telekomunikasi.
“Dengan adanya kesepakatan ini, kami sekarang bisa fokus untuk menyelesaikan transaksi dan bekerja sama dengan CK Hutchison untuk menggabungkan keahlian dari masing-masing grup telekomunikasi global untuk membangun perusahaan telekomunikasi digital kelas dunia di Indonesia,” kata Aziz dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis(16/9/2021).
Sementara itu Group Co-Managing Director of CK Hutchison Holdings Canning Fok mengatakan kesepakatan akan menciptakan perusahaan telekomunikasi yang lebih kuat dan inovatif di Indonesia. Hal ini juga merupakan transaksi yang memiliki nilai tambah untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
“Indosat Ooredoo Hutchison akan berada pada posisi yang dapat mempercepat laju pembangunan dan perkembangan jaringan untuk mendukung agenda digital pemerintah Indonesia, serta memberikan manfaat bagi para pelanggan dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” kata Canning.
Perusahaan ini akan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan hingga US$3 miliar.