Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak menguat pada perdagangan Kamis (16/9/2021). Sejumlah saham menarik disimak.
Kemarin, IHSG melemah sepanjang sesi perdagangan sebesar 18,86 poin atau turun 0,31 persen ke level 6110,23 dengan saham-saham pada sektor Industri (-0.90%) dan Material dasar (-0.76%) menjadi yang terdalam sedangkan sektor Energy (+0.85%) dan Teknologi (+0.64%) yang menguat tidak mampu menahan IHSG di zona hijau.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi Taulat menilai faktor eksternal menjadi motor tekanan pergerakan IHSG pasca data inflasi AS dan penjualan eceran Tiongkok yang dibawah ekspektasi membuat ketidakpastian perihal masa depan pemangkasan stimulus the Fed.
"Secara teknikal IHSG terkoreksi wajar setelah alami lompatan penguatan dari rebound MA200 dan Break out MA50. Arah momentum masih cenderung positif dari indikator Stochastic dan RSI," jelasnya dalam riset, Kamis (16/9/2021).
Tren pergerakan IHSG masih menguat selama IHSG mampu bertahan di atas zona MA200 yang saat ini berada di kisaran 6069.
Dengan demikian, IHSG berpeluang rebound pada perdagangan selanjutnya dengan support resistance 6069-6154. Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; AALI, ACST, AGII, BBRI, BDMN, ERAA, IMAS, LSIP, MCAS, TOWR, UNVR, WSKT, dan TBIG.
Di sisi lain, Bursa Asia berpotensi menguat diperdagangan hari kamis setelah meredanya kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi yang di awal dengan lonjakan saham-saham energy hampir diseluruh dunia. S&P 500 membukukan lompatan terbesar sejak Agustus 2021.
Minyak menguat setelah laporan pemerintah AS menunjukkan penurunan stok minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan. Investor terus menilai prospek pembukaan kembali ekonomi di tengah wabah virus delta dan kenaikan biaya yang dipicu oleh harga komoditas yang lebih tinggi dan gangguan pasokan terkait pandemi.
Baca Juga
"PBB mengatakan ekonomi global diperkirakan akan mengalami pemulihan tercepat dalam hampir lima dekade tahun ini, tetapi memperingatkan tentang kesenjangan yang semakin dalam antara negara-negara maju dan berkembang. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi alami penguatan," ujarnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.