Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Turun Lagi ke Bawah US$1.800, Imbal Hasil Obligasi AS Naik

Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS mencegah dana-dana spekulatif berpindah ke emas.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (10/9/2021) waktu Amerika Serikat (AS), kembali berada di bawah level psikologis US$1.800 per troy ounce.

Mengutip Antara, Sabtu (11/9/2021), pelemahan emas terjadi di tengah ketidakpastian atas jadwal waktu tapering atau pengurangan pembelian aset bank sentral AS Federal Reserve, yang menyebabkan sebagian besar investor menahan diri.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, merosot US$7,9 atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada US$1.792,10 per ounce. Emas kehilangan lebih dari 2,0 persen untuk minggu ini.

Sehari sebelumnya, Kamis (9/9/2021), emas berjangka terangkat US$6,5 atau 0,36 persen menjadi US$1.800, setelah jatuh US$5 atau 0,28 persen menjadi US$1.793,50 pada Rabu (8/9/2021), dan sempat anjlok 1,92 persen menjadi US$1.798,50 pada Selasa (7/9/2021).

Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, mengatakan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS mencegah dana-dana spekulatif berpindah ke emas.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan naik setelah data ekonomi menunjukkan inflasi yang tinggi dapat bertahan untuk beberapa waktu. Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, imbal hasil yang lebih tinggi diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih besar memegang emas tanpa suku bunga.

"Data indeks harga produsen AS yang meningkat dapat mendorong orang untuk percaya bahwa The Fed dapat menunjukkan sedikit kurang akomodatif di kemudian hari," tambah Melek.

Investor emas memantau dengan cermat keputusan Fed, karena emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung naik ketika suku bunga rendah.

Banyak pelaku pasar emas menahan diri karena ketidakpastian seputar jadwal waktu tapering Fed, kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.

Karena dolar kemungkinan akan melemah hingga akhir tahun, analis pasar berpendapat bahwa emas layak dibeli ketika turun di bawah US$1.800 per troy ounce.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 27,7 sen atau 1,15 persen, menjadi ditutup pada US$23,9 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 18 dolar AS atau 1,85 persen menjadi ditutup pada US$956,5 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper