Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Masih Rendah Usai Diterjang Badai Ida, Harga Minyak Menguat

Harga minyak mentah Brent untuk kontrak November ditutup menguat 0,91 poin atau 1,3 persen ke level US$72,60 per barel di London ICE Futures Exchange.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat pada akhir perdagangan Rabu (8/9/2021) di tengah upaya produsen-produsen Amerika Serikat di Teluk Meksiko untuk memulihkan produksi setelah diterjang Badai Ida.

Dilansir dari Antara, harga minyak mentah Brent untuk kontrak November ditutup menguat 0,91 poin atau 1,3 persen ke level US$72,60 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober ditutup naik 0,95 poin atau atau 1,4 persen ke US$69,30 per barel di New York Mercantile Exchange.

Produsen-produsen di wilayah Teluk kini masih berjuang untuk memulai kembali operasional mereka setelah Badai Ida menyapu wilayah itu dengan angin kencang dan hujan lebat.

Sekitar 77 persen dari produksi Teluk AS masih offline pada Selasa (7/9/2021), atau sekitar 1,4 juta barel per hari. Akibat badai ini, produksi minyak turun 17,5 juta barel. Sumur lepas pantai Teluk memberikan kontribusi sekitar 17 persen dari produksi minyak AS.

"Operasi kilang tampaknya membuat pemulihan lebih cepat," kata analis ING dalam sebuah catatan.

Kapasitas sekitar 1 juta barel per hari ditutup sementara, turun dari puncaknya lebih dari 2 juta barel per hari, kata ING, mengutip laporan situasi terbaru dari Departemen Energi.

Analis energi Commerzbank Research Carsten Fritcsh mengatakan harga minyak terus mendapat dorongan dari terhentinya produksi yang sedang berlangsung di Teluk Meksiko.

"Karena bisa memakan waktu beberapa minggu sebelum produksi kembali sepenuhnya normal, penutupan kumulatif kemungkinan akan menjadi jauh lebih besar," ungkap Fritsch, Rabu (8/9/2021).

Ia menambahkan, akibat terhambatnya pasokan, pasar minyak global kemungkinan akan lebih kekurangan dalam jangka pendek dari yang diperkirakan sebelumnya.

Pelaku pasar akan mengamati dengan cermat data persediaan dari kelompok industri American Petroleum Institute yang akan dirilis Rabu malam dan Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Kamis waktu setempat untuk gambaran yang lebih jelas tentang dampak badai pada produksi minyak mentah dan produksi kilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper