Bisnis.com, JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mencatatkan lonjakan penjualan alumina sepanjang semester I/2021 seiring dengan peningkatan persediaan pada tahun lalu.
Pada semester I/2021, produksi alumina ANTM mencapai Rp28.710 ton, turun 43,94 persen year on year (yoy) dari 51.214 ton pada semester I/2020. Namun, penjualan alumina mencapai 65.700 ton per Juni 2021, melonjak 69,07 persen yoy dari sebelumnya 38.858 ton.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Anton Herdianto mengatakan lonjakan penjualan alumina pada semester I/2021 disebabkan banyaknya stok dari tahun lalu. Oleh karena itu, walaupun produksi menurun, penjualan tetap dapat meningkat.
"Penjualan alumina besar karena tahun lalu stok banyak. Jadi rencana kita habiskan stok tahun lalu, sedangkan produksi menyesuaikan, sehingga stok efisien tidak berlebih seperti tahun lalu," paparnya, Kamis (9/9/2021).
Menurut Anton, tingginya persedian alumina pada tahun lalu disebabkan banyak pembeli yang membatalkan pesanannya, karena produksi pabrik mereka berkurang saat Covid-19 melanda. Hal itu menyesuaikan permintaan pasar yang lesu.
Sementara itu, sampai akhir 2021 Antam mengincar penjualan emas 18,5 ton-19 ton. Di komoditas nikel, ANTM menargetkan penjualan 8,4 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel, dan sekitar 25.000 ton nikel dalam feronikel (TNi)
Baca Juga
"Kita menargetkan di akhir tahun menjual emas di kisaran 18,5 ton-19 ton," jelasnya.
Berdasarkan laporan produksi dan penjualan perseroan hingga Juni 2021 volum produksi emas Antam dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 719 kg(23.116t.oz).
Sementara volume penjualan emasnya tumbuh 69 persen menjadi 13.341 kg (428.923 t.oz) dibandingkan dengan 7.915 kg (254.473 t.oz) semester pertama tahun lalu.
"Jadi masih ada waktu 6 bulan dari kemarin tentunya mudah-mudahan dari sisi target bisa tercapai," imbuhnya.
Adapun, target produksi emas Antam sampai akhir 2021 sebesar 1,37 ton dari tambang emas Pongkor, Bogor, dan tambang Cibaliung, Banten. Artinya, mayoritas bahan emas yang dijual berasal dari pihak ketiga dibandingkan tambang internal.
Anton menjelaskan, sampai saat ini Antam menerima banyak permintaan emas dari dalam negeri, yang digunakan sebagai instrumen investasi sehingga pihaknya akan memperkuat basis pasar dalam negeri.
"Kita melihat banyak sekali permintaan emas dari dalam negeri, khususnya untuk tujuan investasi sehingga mereka membeli dalam bentuk logam mulia dari Antam," pungkasnya.
Anton memaparkan dari penjualan emas ini pihaknya mengalami kendala akibat pemberlakuan PPKM. Dia menjelaskan beberapa outlet Antam terpaksa tutup, sehingga pelanggan tidak dapat melakukan transaksi secara langsung.