Bisnis.com, JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berupaya meningkatkan penjualan dua komoditas andalannya, yakni emas dan nikel hingga akhir 2021.
Pada 2021, Antam mengincar penjualan emas 18,5 ton-19 ton. Di komoditas nikel, ANTM menargetkan penjualan 8,4 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel, dan sekitar 25.000 ton nikel dalam feronikel (TNi)
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Anton Herdianto mengatakan perseroan menargetkan penjualan emas berada di kisaran 18,5 ton-19 ton hingga 2021.
"Kita menargetkan di akhir tahun menjual emas di kisaran 18,5-19 ton," jelasnya dalam Public Expo Live 2021, Kamis (9/9/2021).
Berdasarkan laporan produksi dan penjualan perseroan hingga Juni 2021 volum produksi emas Antam dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 719 kg (23.116t.oz).
Sementara volume penjualan emasnya tumbuh 69 persen menjadi 13.341 kg (428.923 t.oz) dibandingkan dengan 7.915 kg (254.473 t.oz) semester pertama tahun lalu.
Baca Juga
"Jadi masih ada waktu 6 bulan dari kemarin tentunya mudah-mudahan dari sisi target bisa tercapai," imbuhnya.
Adapun, target produksi emas Antam sampai akhir 2021 sebesar 1,37 ton dari tambang emas Pongkor, Bogor, dan tambang Cibaliung, Banten. Artinya, mayoritas bahan emas yang dijual berasal dari pihak ketiga dibandingkan tambang internal.
Anton menjelaskan, sampai saat ini Antam menerima banyak permintaan emas dari dalam negeri, yang digunakan sebagai instrumen investasi sehingga pihaknya akan memperkuat basis pasar dalam negeri.
"Kita melihat banyak sekali permintaan emas dari dalam negeri, khususnya untuk tujuan investasi sehingga mereka membeli dalam bentuk logam mulia dari Antam," pungkasnya.
Anton memaparkan dari penjualan emas ini pihaknya mengalami kendala akibat pemberlakuan PPKM. Dia menjelaskan beberapa outlet Antam terpaksa tutup sehingga pelanggan tidak dapat melakukan transaksi secara langsung akibatnya memengaruhi penjualan perseroan.
NIKEL
Kemudian, Anton juga menargetkan penjualan bijih nikel sepanjang 2021 mencapai 8,4 juta wet metric ton (wmt). Sementara, hingga semester I/2021, Antam mencatatkan produksi bijih nikel sebesar 5,34 juta wmt.
"Apakah bisa lebih dari dua kalinya, kita akan melihat, kita akan memproduksi dengan catatan pasarnya tersedia," imbuhnya.
Untuk feronikel, ANTM menargetkan penjualan mencapai 25.000 TNi. Realisasi penjualan pada semester I/2021 mencapai 12.068 TNi.
Anton menambahkan, secara pendapatan komodtas emas berkontribusi lebih tinggi bandingkan nikel. Namun, marjin laba dari nikel lebih tinggi karena bijih berasal dari tambang milik sendiri.
"Ini makanya PR kita akan meningkatkan kapasitas produksi nantinya melalui smelter feronikel di Halmahera Timur (Haltim)," ujarnya.