Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk. mengincar kue besar segmen bisnis online to offline (o2o) yang belum tergarap maksimal.
CEO Mitra Bukalapak Howard Gani mengatakan perseroan telah menjadi pemimpin pasar bagi bisnis o2o. Emiten berkode saham BUKA itu, lanjutnya, telah melakukan penetrasi ke 14 kota di Indonesia.
Menurutnya, perseroan telah memimpin 42 persen pangsa pasar dalam bisnis o2o. Meski demikian, Howard menilai bisnis tersebut masih memiliki ceruk yang luas. Pasalnya, bisnis o2o baru terjamah sebesar 15 persen saja.
“Penetrasi [secara nasional] baru 15 persen sehingga banyak pangsa pasar dan kesempatan yang bisa dimanfaatkan,” katanya pada Kamis (9/9/2021).
Perseroan, lanjutnya, tengah melebarkan sayap ke luar Jawa. Adapun tantangan utama yang dihadapi oleh BUKA adalah edukasi dan pengenalan produk. Howard menambahkan meski menantang tetapi perseroan akan terus merambah daerah lain dan memperdalam ceruk pasar.
Sebagai informasi, pendapatan Mitra Bukalapak pada kuartal II/2021 tumbuh sebesar 292 persen menjadi Rp 145 miliar. Adapun pendapatan pada semester I/2021 untuk Mitra Bukalapak naik sebesar 350 persen menjadi Rp 290 miliar.
Baca Juga
Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan meningkat dari 12 persen pada kuartal II/2020 menjadi 33 persen pada tahun ini. Margin kontribusi Mitra Bukalapak setelah beban penjualan dan pemasaran menjadi minus 0,5 persen terhadap TPV pada Juni 2021.
Sejalan dengan hal ini, rasio kerugian operasional Mitra terhadap TPV membaik dari 1,2 persen pada 2020 menjadi 0,6 persen pada semester I/2021. Kontribusi warung-warung itu terhadap TPV perseroan meningkat 48 persen pada kuartal II/2021. Pada saat yang sama average transaction value (ATV) mitra meningkat sebesar 98 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun 2020.
Howard optimistis kinerja semester kedua akan menjadi lebih baik. Menurutnya ekspansi ke luar daerah tidak akan menjadi beban bagi perseroan. “Kami menargetkan pertumbuhan yang sehat karena kesempatan sangat besar,” pungkasnya.