Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id : Dari hadirnya emiten baru ke lantai bursa, besarnya potensi bisnis data center, hingga pertumbuhan baru UMKM

Selain langkah konglomerasi menatap besarnya potensi bisnis data center dan emisi saham baru makin meramaikan lantai bursa, beragam berita ekonomi dan bisnis lainnya menjadi pilihan redaksi Bisnisindonesia.id   
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta/Bisnis
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah konglomerasi bisnis, mulai dari Grup Salim, Grup Sinarmas, Grup Astra, hingga Grup Ciputra berlomba-lomba untuk memantapkan posisi di industri data center yang berpotensi memberikan ceruk keuntungan besar di masa mendatang.

Selain besarnya potensi industri data center yang menjadi salah satu sajian Bisnisindonesia.id, sejumlah kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas menarik dan analitik juga menjadi sorotan dan tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut berita pilihan editor Bisnisindonesia yang bisa disimak hari ini  

1Bursa Bersiap Kebanjiran Emisi Saham Baru Emiten

Momentum pemulihan ekonomi yang sudah mulai terlihat pada kuartal kedua tahun ini meningkatkan optimisme emiten untuk mulai menjajaki kemungkinan penambahan modal melalui emisi saham baru atau rights issue. Dengan demikian, bisnis dapat dipacu kencang tahun depan.

BEI mengungkapkan saat ini total emisi rights issue dalam pipeline bursa berjumlah 44 perusahaan dengan total dana yang direncanakan sebesar Rp116,57 triliun.

Salah satu perusahaan yang akan melakukan penambahan modal melalui rights issue adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Total dana yang akan diperoleh BBRI ditargetkan Rp95,9 triliun.

2. Kala Konglomerat Berburu Peluang di Bisnis Data Center

Legitnya peluang bisnis di bidang pangkalan data atau data center telah menarik minat sejumlah emiten untuk mulai menjajaki sektor bisnis ini. Kendati persaingan di masa mendatang akan menjadi makin ketat, kue industri digital Indonesia masih akan lebih dari cukup untuk semua.

Pada pertengahan tahun ini, pasar modal diramaikan oleh lonjakan harga saham emiten data center yang baru listing di Bursa Efek Indonesia pada awal tahun ini, yakni PT DCI Indonesia Tbk. (DCII). Harga saham IPO DCII pada 6 Januari 2021 hanya Rp420, tetapi pada pertengahan tahun ini sudah menjadi Rp59.000.

Lonjakan harga tersebut sekaligus menempatkan DCII sebagai emiten dengan harga termahal di bursa, baik dari sisi nominalnya, maupun berdasarkan rasio-rasio valuasi yang umum digunakan. Saham DCII pun lama terkena suspensi.

3. Produksi Minyak Blok Rokan Mulai Naik di Tangan Pertamina

Selama hampir 30 hari mengelola wilayah kerja Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) disebut telah berhasil meningkatkan produksi minyak di blok tersebut.

SKK Migas mencatat dengan jumlah kegiatan pengeboran dan ketersediaan alat yang lebih masif, maka produksi Blok Rokan ditargetkan bisa lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya.

Saat in tingkat produksi di Blok Rokan berada pada level 163.000 barel minyak per hari (bopd) hingga 165.000 bopd.

4. Permintaan Properti Komersial Kuartal II Naik, Pasokan Stagnan

Pertumbuhan permintaan properti komersial sepanjang kuartal II tahun ini menunjukkan sedikit peningkatan, ungkap hasil survei Bank Indonesia.

Indeks Permintaan Properti Komersial tercatat 0,06 persen year-on-year (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 0,00% yoy pada kuartal I/2021, meski belum setinggi 0,20% yoy pada kuartal II/2020.

Perbaikan terjadi pada kategori sewa khususnya segmen hotel, apartemen sewa, dan convention hall. Sementara itu, untuk kategori jual mengalami perlambatan khususnya segmen lahan industri dan kompleks pergudangan (properti logistik).

Dari sisi pasokan, pertumbuhan pasokan properti komersial sepanjang periode itu relatif stagnan. Indeks Pasokan Properti Komersial kontraksi -0,01 persen yoy, tak jauh berbeda dengan -0,02% yoy pada kuartal I/2021, tetapi masih lebih rendah daripada 0,01% pada kuartal II/2020.

5. Holding UMi & Pertumbuhan Baru

Dari beberapa strategi yang dipilih, pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu opsi untuk mempercepat perbaikan ekonomi

Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan kondisi perekonomian di banyak negara terjun ke jurang resesi, termasuk Indonesia. Berbagai langkah percepatan perbaikan ekonomi pun tengah digencarkan pemerintah.

Dari beberapa strategi yang dipilih, pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu opsi untuk mempercepat perbaikan ekonomi. Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2021 diproyeksikan 3,7%—4,5%.

Pada kuartal II/2021 pertumbuhan ekonomi mencapai 7,07%, yang merupakan tertinggi dalam 16 tahun terakhir (BPS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper