Bisnis.com, JAKARTA – Melihat harga timah yang masih fluktuatif, PT Timah Tbk. (TINS) bakal mempertahankan target produksinya hingga akhir tahun 2021.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (8/9/2021) pukul 13.00 WIB, harga timah LME terpantau melorot 797 poin atau 2,42 persen ke US$32.093 per metrik ton. Padahal, pasokan timah global tengah menipis.
Direktur Keuangan Timah Wibisono mengungkapkan harga timah dalam beberapa pekan ke belakang masih volatil, dan pergerakan harga tidak sesuai fundamental, karena faktor pasokan dan permintaan.
“Kita bisa lihat stock di London dan Shanghai, stocknya turun, tapi kenapa harganya turun? Harusnya dengan stock sedikit harganya naik tapi ternyata tidak berkorelasi. Ini perlu kita cermati,” ujarnya.
Perseroan berharap dan punya analisis bahwa harga timah LME masih akan berada di atas US$34.000 per ton sampai akhir 2021 yang akan memberikan dampak yang baik bagi kinerja keuangan perseroan.
Di semester I/2021, ada beberapa kendala yag berdampak pada jumlah akuisisi bijih timah.Wibisono juga mengungkapkan dengan harga yang masih mungkin kembali terangkat, TINS berharap pada semester II/2021 kinerjanya bisa lebih baik dari semester pertama.
Baca Juga
Berkaitan dengan target produksi, TINS juga belum melakukan revisi target dan masih optimistis dengan target 30.000 ton sepanjag 2021.
“Tercermin di kuartal I dan kuartal II tahun ini ada peningkatan walau belum besar. Diharapkan kuartal III dan IV akan terjadi peningkatan lagi sehingga bisa mencapai target,” imbuh Corporate Secretary TINS Abdullah Umar.