Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN pertambangan timah, PT Timah Tbk. berencana tidak melakukan buyback obligasi dan sukuk secara keseluruhan.
“Rencana buyback sedang kita laporkan, bahwa buyback tersebut tidak bisa secara keseluruhan untuk obligasi atau sukuk yang akan jatuh tempo pada 2022,” ujar Direktur Keuangan Timah Wibisono pada konferensi pers, Rabu (8/9/2021).
Wibisono menyebutkan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, yakni dari sisi kupon dan dari keyakinan stakeholder.
“Stakeholder yakin bahwa perseroan mampu melakukan pembayaran kupon,” kata Wibisono.
Adapun, perubahan rencana pembelian kembali obligasi maupun sukuk sudah dilaporkan ke OJK dan telah dipublikasikan.
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan pada 26 Agustus 2021, emiten berkode saham TINS ini telah melakukan pembelian kembali untuk Obligasi Berkelanjutan Timah Tahap I Tahun 2017 Seri B senilai Rp94 miliar.
Baca Juga
Kemudian, untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017 Seri B dibeli kembali senilai Rp62 miliar. Sedangkan, Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019 Seri A dibeli kembali senilai Rp79,8 miliar.
Sebelumnya, TINS berencana melakukan pembelian kembali efek bersifat utang dan atau sukuk (EBUS), dengan target dana sebanyak-banyaknya Rp 1,3 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi sebelumnya, Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017, TINS akan dibeli kembali sebanyak-banyaknya Rp720 miliar atau 100 persen dari total jumlah terutang.
Kemudian untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017 Seri B, perusahaan akan membeli kembali sebanyak-banyaknya Rp180 miliar atau setara 100 persen dari total jumlah terutang.
Adapun, jumlah pembelian kembali Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2017 Seri A sebesar Rp387 miliar atau setara 100 persen dari total jumlah terutang. Dengan jumlah tersebut, proteksi dana maksimal yang akan digunakan untuk buyback EBUS TINS sebanyak-banyaknya Rp1,3 triliun.