Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau menguat berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada hari ini, Selasa (7/9/2021).
Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.195 per dolar AS, naik 44 poin atau 0,31 persen dari posisi Senin (6/9/2021) Rp14.239 per dolar AS.
Selain itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup naik 0,07 persen atau 10 poin ke posisi Rp14.213 per dolar AS. Indeks dolar AS juga terpantau menguat, 0,27 persen ke level 92,2860 pada pukul 15.23 WIB.
Sebelumnya VP Economist Bank Permata Josua Pardede peluang penguatan rupiah hari ini masih cukup terbuka. Salah satu sentimen pendukung adalah lelang Sukuk Negara yang akan dilakukan dengan target indikatif Rp10 triliun.
Sementara, pada perdagangan Asia, pelaku pasar akan mencermati rilis data ekonomi China seperti neraca perdagangan bulan Agustus. Josua mengatakan, kinerja ekspor China diperkirakan cenderung melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan penguatan rupiah pada Senin (6/9/2021) ditopang oleh respon negatif pasar terhadap data Non-Farm Payroll (NFP) bulan Agustus sebesar 235 ribu, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,05 juta.
Baca Juga
Pelemahan indikator NFP memberikan sinyal bahwa kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang berpotensi tertunda sekalipun Fed akan mulai melakukan tapering pada tahun ini.
"Hal ini kemudian mendorong kenaikan risk-appetite di pasar keuangan Asia, yang juga tercermin dari kenaikan indeks saham di pasar Asia," katanya saat dihubungi, Senin (6/9/2021).
Ia melanjutkan, penguatan rupiah turut ditopang oleh menurunnya volume perdagangan pada Senin seiring dengan masa libur nasional di AS.